SQUARE, Coverstori Corona

Dilema Tenaga Kesehatan Merawat Sejawat yang Terkena Corona

24 Mei 2020 21:14 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Maulana Saputra/kumparan
Pilihannya cuma dua: pulang dalam kondisi sehat atau pulang dalam kondisi meninggal.
Nurdiyansyah tak bisa membohongi diri sendiri. Pikiran perawat berusia 30 tahun itu berkecamuk tiap harus merawat rekannya sesama perawat yang menderita COVID-19.
Sejak pandemi virus corona merebak, perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso itu kebagian tugas menangani pasien COVID-19.
Secara emosional, menangani pasien dari kalangan tenaga medis tidak mudah. Di satu sisi, kata Nurdiyansyah, ada perasaan tak tega.
“Kalau teman jadi pasien pasti pengaruh ke psikologis. Kita perawat manusia juga punya perasaan, tapi kami berusaha tetap profesional,” katanya kepada kumparan.
Ilustrasi: Maulana Saputra/kumparan
Medio April, seorang perawat senior di RSPI tertular COVID-19. Selama beberapa pekan, dia dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja.
Kebetulan, di RSPI ada ruangan isolasi khusus untuk merawat pasien yang berasal dari kalangan tenaga medis. Tiap kali akan masuk ke ruangan perawatan tenaga medis yang menderita COVID-19, Nurdiyansyah mencoba berusaha menguasai diri.
Ia tidak mau terlihat cemas di depan rekannya yang sedang menderita penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu. Nurdiyansyah biasa menenangkan diri terlebih dulu sebelum masuk ke ruang perawatan sejawatnya.
“Sebisa mungkin ceria di depan pasien itu. Jadi sebelum masuk, kita ubah mimik dulu,” katanya.
Tugas perawat, menurutnya, memberi semangat dan dorongan untuk sembuh kepada pasien. Jangan sampai pasien malah menangkap ekspresi cemas dari perawat.
Buat Nurdiyansyah, kadang hal itu berat dilakukan. Terlebih, bila dia tahu kondisi rekannya memburuk. Beban semacam itu juga dialami Maretta Simangunsong. Dia adalah bidan di RSPI.
Saat pandemi COVID-19 terjadi, Maretta diperbantukan sebagai perawat di ruang isolasi. Sejumlah tenaga medis yang dirawat di RSPI sembuh dari COVID-19. Tetapi ada pula yang tidak.
Seorang perawat RSPI Sulianti Saroso meninggal. Foto: Dok. Istimewa
Awal Mei lalu, seorang perawat senior mengembuskan napas terakhir. Kejadian tersebut sempat membuat tenaga medis di RSPI Sulianti Saroso terguncang.
“Kalau sedih pasti, kadang hampir putus asa, tapi kita semua di sini tetap semangat kok,” kata Maretta.
Tak bisa dimungkiri, ada kekhawatiran terhadap keselamatan diri sendiri: jangan-jangan saya berikutnya.
“Kami juga mungkin kena (COVID-19),” ucap Maretta.
Para tenaga kesehatan, ujar dia, cuma bisa saling menguatkan satu sama lain. Selebihnya, mereka berusaha bekerja ikhlas. Yang paling penting, berusaha mematuhi semua protokol agar tidak tertular COVID-19.
“Pilihannya kan cuma dua: pulang dalam kondisi sehat atau pulang dalam kondisi meninggal,” ujar Nurdiyansyah getir.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten