Diminta Istri, Fachrul Razi Juga Pakai Celana Cingkrang Tiap ke Masjid

7 November 2019 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri agama Fachrul Razi rapat perdana dengan komisi VIII DPR, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri agama Fachrul Razi rapat perdana dengan komisi VIII DPR, Jakarta, Kamis (7/11/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Fachrul Razi mengaku sesekali juga bercelana cingkrang. Namun, celana yang tidak menutup mata kaki itu hanya dipakainya saat pergi untuk salat berjemaah di masjid.
ADVERTISEMENT
"Kalau ke masjid atau main ke masjid pasti saya pakai celana cingkrang," kata Fachrul dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Kamis (7/11).
Menteri agama Fachrul Razi rapat perdana dengan komisi VIII DPR, Jakarta, Kamis (7/11/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Fachrul bercerita, celana cingkrang dipakainya ke masjid karena diminta istrinya. Istri Fachrul khawatir jika purnawirawan TNI ini ke masjid mengenakan sarung.
"Karena masjid kami itu masjid di Bambu Apus itu pakai tangga, istri saya itu bilang 'Pak jangan pakai sarung, nanti Bapak keserimpet sarungnya, nanti jatuh lagi Bapak' gitu. Jadi pakai celana cingkrang biasa aja," ceritanya.
Celana cingkrang akan dilepas Fachrul jika tidak ke masjid di dekat rumahnya. Saat berada di rumah, dia mengaku lebih senang mengenakan sarung. Kegemarannya itu sampai membuat cucunya memberi panggilan khusus.
ADVERTISEMENT
"Saya di rumah itu, mohon maaf, kalau cucu saya bilang kakek itu jenderal sarungan," sebut Fachrul.
Cerita itu dipaparkan Fachrul ke anggota Komisi VIII untuk menunjukkan dirinya tidak punya sentimen soal cara berpakaian.
Tak hanya itu, Fachrul juga mengatakan, di lingkungan keluarganya banyak yang mengenakan celana cingkrang. Dia tidak masalah beberapa kerabatnya mengenakan busana itu.
Mantan Wakil Panglima TNI ini menyebut cadar dan celana cingkrang yang dia tolak dalam konteks pemerintahan. Jangan sampai cara berpakaian itu jadi ukuran ketakwaan.
"Cuma boleh kita katakan bahwa itu juga bukan ukuran ketakwaan orang, silakan aja pilih masing-masing," lanjutnya.
Namun, dia menegaskan, jika memang aturannya di instansi yang mengharuskan hal itu, maka itu menjadi peraturan yang harus ditaati.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau kemudian dibuat di TNI enggak boleh, ASN enggak boleh, ya pasti iya dong, di sana kan punya aturannya sendiri. Saya enggak pernah larang," kata dia.