Din Syamsuddin Sebut Buku SD yang Akui Yerusalem Kecolongan Memalukan

13 Desember 2017 14:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asyumardi Azra dan Din Syamsuddin di Istana Wapres (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Asyumardi Azra dan Din Syamsuddin di Istana Wapres (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Masyarakat digegerkan dengan buku pelajaran IPS terbitan Yudhistira yang memuat Ibu Kota Israel adalah Yerusalem. Hal ini menimbulkan protes dari berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, munculnya nama Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel di dalam buku pelajaran sangat memalukan. Kalaupun ini disebut kecolongan, ini merupakan kecolongan yang memalukan.
"Sudah mengonfirmasi ke Pak Mendikbud, buku pelajaran tersebut sudah beredar sejak 2008. Itu satu kecolongan yang memalukan, dan segera ditarik atau segera dicabut dari laman Kemebdikbud," kata Din di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (13/12).
Menurut dia, pemerintah sebaiknya berhati-hati dan lebih teliti dalam menyeleksi isi buku pelajaran. Mengingat kecolongan semacam ini sudah sering terjadi, meski dalam kasus yang berbeda.
"Ini yang terus terang harus hati-hati, pemerintah termasuk juga terhadap penerbit-penerbit karena ini bukan kasus pertama, ada kasus lain, tentu dengan isu lain bukan isu Yerusalem," sambung Din.
Ibu Kota Israel ditulis Yerusalem (Foto: Dokumentasi kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Kota Israel ditulis Yerusalem (Foto: Dokumentasi kumparan)
Untuk diketahui, tulisan yang menyebutkan Yerusalem adalah Ibu Kota Israel tersebut berada di Halaman 64 buku IPS. Kesalahan penerbit Yudhistira itu sudah kadung menyebar ke media sosial.
ADVERTISEMENT
Yerusalem sendiri baru diakui oleh Presiden AS Donald Trump beberapa waktu belakangan. Alasannya agar konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina berakhir. Padahal Yerusalem merupakan sebuah wilayah yang masih berada dalam pengawasan internasional.