Din Syamsuddin Sebut Negara Madani Bisa Jadi Solusi Tantangan Globalisasi

22 Agustus 2023 4:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Din Syamsudin jadi pembicara di Malaysia Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Din Syamsudin jadi pembicara di Malaysia Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menjadi salah satu pembicara di acara Debat Perdana Madani 2023 di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Selangor, Senin (21/8). Dalam acara itu, Din menyinggung soal gagasan Wawasan Madani yang dilontarkan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
ADVERTISEMENT
"Banyak negara di dunia mengalami perpecahan dan kemunduran karena sistem politik dan ekonomi liberal yang diterapkan hanya menciptakan kesenjangan dan ketidakadilan," kata Din membuka pidatonya.
Sistem tersebut, lanjut Din, terlalu menampilkan infrastruktur fisik saja namun mengabaikan infrastruktur non-fisik atau mental. Kekuasaan politik pun menjadi tiran dan monopolistik, sehingga ekonomi pun jadi dikuasai segelintir orang saja.
Din Syamsudin jadi pembicara di Malaysia Foto: Dok. Istimewa
"Untuk itu, Wawasan Madani yang menekankan persamaan, keadilan, dan permusyawaratan dapat dianjurkan untuk peradaban global. Ketiganya adalah esensi ummah yang dibangun Nabi Muhammad SAW di Madinah sebagai format masyarakat majemuk saat itu," ungkapnya.
Masyarakat Madani itulah yang kemudian menjadi pendorong bagi terwujudnya peradaban tinggi yang membawa kesejahteraan dan kebahagiaan lahir-batin.
Di melanjutkan, Wawasan Madani yang digaungkan Anwar Ibrahim masih perlu diperkuat dengan landasan filosofis berasaskan nilai-nilai fundamental Islam, seperti Tauhid, Khilafah, dan Islah. Dibutuhkan juga nilai-nilai instrumental lain berupa paradigma etika atau kode etik yang perlu dibudayakan di masyarakat.
Din Syamsudin jadi pembicara di Malaysia Foto: Dok. Istimewa
Din lalu berkelakar soal kepanjangan Madani yang diungkapkan oleh Anwar Ibrahim, yaitu kemaMpanan, kesejAhteraan, Daya cipta, hormAt, keyakiNan, dan Ihsan. Menurutnya, kepanjangan itu terlalu dipaksakan dan sulit dipahami masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Saya usul Madani menjadi Maju, Aman, Damai, Adil, Nikmat, dan Indah," canda Din disambut para peserta.
Dalam acara tersebut juga hadir sejumlah tokoh cendekiawan, budayawan, serta civitas akademi UKM. Turut hadir pula Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia, Mohammad Khaled bin Nordin; Rektor UKM, Mohd Ekhwan; dan sejumlah guru besar.