Din Syamsuddin Ungkap 2 Cara Keluarkan Israel dari Olimpiade Paris

21 Juli 2024 10:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
Eks Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin memberikan sambutan dalam aksi bela Palestina di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, sore ini, Minggu (9/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Eks Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin memberikan sambutan dalam aksi bela Palestina di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, sore ini, Minggu (9/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Komite Pengarah Aliansi Rakyat Bela Palestina (ARI-BP), Din Syamsuddin, mengajak masyarakat agar terus menyuarakan penolakan keikutsertaan Israel dalam ajang Olimpiade Paris.
ADVERTISEMENT
Din menilai ada dua langkah yang dapat dilakukan agar Israel dikeluarkan dari ajang tersebut. Cara pertama, yakni dengan mendesak negara yang tergabung ke dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) agar membuat semacam pernyataan penolakan keikutsertaan dalam Olimpiade Paris.
"Kalau 57 (negara yang tergabung di OKI) plus ditambah sekian komite dari negara yang cinta keadilan mengundurkan diri, tidak ikut serta di Olimpiade Paris, saya yakin olimpiade tersebut tidak akan terlaksana," kata dia dalam kegiatan Sport Solidarity Day yang digelar di Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Minggu (21/7).
Eks Ketum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin memberikan sambutan dalam aksi bela Palestina di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, sore ini, Minggu (9/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Cara yang kedua, menurut Din, yakni dengan cara para atlet dari negara yang menentang perlakuan Israel pada Palestina agar menolak bertanding dengan atlet dari Israel.
ADVERTISEMENT
"Kalau tidak ada kendala, tidak ada halangan dan kontingen Israel akan hadir, maka kita minta kepada atlet kontingen dari negara cinta keadilan untuk tidak bersedia bertanding dengan atlet Israel," ujar dia.
Lebih lanjut, Din menilai Israel layak untuk dikeluarkan dari ajang Olimpiade Paris karena perbuatan yang telah dilakukan oleh Israel terhadap Palestina bertentangan dengan prinsip sportivitas yang dianut dalam olahraga.
"Bahwa ajang lomba olahraga yang meniscayakan adanya sportivitas, adanya kejujuran, tidak layak untuk diikuti oleh kontingen negara yang biadab, oleh negara yang kejam, yang zolim," tegas dia.