Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dinkes Aceh soal Warga Hancurkan Posko Vaksin: Mudah-mudahan Ada Titik Cerah
28 September 2021 19:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh menyayangkan dan menyesalkan peristiwa kericuhan menolak vaksinasi yang dilakukan warga di kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Desa Padang Baru, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya).
ADVERTISEMENT
Kabupaten Abdya terletak sekitar 270 km dari Banda Aceh, ibu kota provinsi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, Iman Murahman, mengaku sangat terkejut ketika mengetahui adanya peristiwa penolakan tersebut. Dia tak sanggup membayangkan adanya massa yang menolak vaksinasi hingga melakukan perusakan posko vaksinasi.
“Kami turut menyesalkan kejadian tersebut karena memang kejadian itu juga tidak kami ketahui apa unsur dan penyebabnya,” kata Iman yang juga Koordinator Vaksinasi Massal Pemerintah Aceh, pada awak media, Selasa (28/9).
Iman menyebutkan, saat ini pihak terkait sedang menelusuri penyebab pasti di balik kejadian penolakan vaksinasi tersebut.
“Mudah-mudahan bisa dapat titik cerah apa yang sebenarnya terjadi. Mudah-mudahan bisa terselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Iman mengharapkan, masyarakat Aceh khususnya Abdya, dapat melihat secara jernih menyangkut dengan program vaksinasi COVID-19 yang saat ini sedang berjalan. Sebab, tujuannya adalah untuk melindungi masyarakat, apalagi saat ini varian Delta sudah menyebar dan sangat berbahaya.
“Masyarakat diharapkan bisa melihat dengan jernih kegiatan program vaksinasi COVID-19, vaksin ini adalah memang untuk kemaslahatan umat termasuk masyarakat warga Abdya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Jika masyarakat masih ada yang tidak mempercayai COVID-19, Iman memastikan virus corona itu benar ada. Bahkan tingkat kematian warga akibat COVID-19, Aceh berada urutan nomor 5 tertinggi di Indonesia.
“COVID-19 ini memang ada, sudah hampir 38 ribu warga yang terkena, 5 persennya terjadi kematian dan Aceh termasuk 5 besar tingkat kematian tertinggi di Indonesia,” ujar dia.