Dinkes: Capaian Imunisasi Anak di Aceh Terendah Sedunia, Perlu Dukungan Ortu

9 Juni 2022 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan puskesmas bersiap menyuntikkan vaksin imunisasi untuk balita di Desa Rukoh, Banda Aceh, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan puskesmas bersiap menyuntikkan vaksin imunisasi untuk balita di Desa Rukoh, Banda Aceh, Aceh. Foto: Irwansyah Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mengungkap data capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Aceh dalam lima tahun terakhir. Hasilnya tren imunisasi anak terus mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, dr Iman Murahman mengatakan, berdasarkan grafik cakupan imunisasi dasar lengkap di Aceh bila dibanding provinsi lain terendah di Indonesia. Bahkan juga terendah sedunia.
Pada tahun 2017 tren cakupan IDL Aceh sebesar 59,7 persen, 2018 sebesar 58 persen, 2019 sebesar 48,9 persen, 2020 sebesar 42,7 persen dan 2021 sebesar 38,4 persen.
"Trend cakupan imunisasi dasar lengkap di Aceh terus mengalami penurunan tiap tahunnya. Seluruh Indonesia kita paling rendah, kalau saya boleh jujur mungkin bukan se-Indonesia tapi sedunia. Karena, seluruh dunia melakukan imunisasi. Tidak bisa kita tutupi karena capaian kita memang terendah,” kata Iman, Kamis (9/6).
Iman menuturkan, rata-rata nasional cakupan IDL Aceh paling rendah berkisar 11,8 persen saja, jauh dari target nasional sebesar 54,6 persen. Dari 6.500 desa hanya 1.600 desa imunisasi anaknya lengkap
ADVERTISEMENT
"Bisa dibilang dari total 6.507 desa di Aceh, untuk cakupan Universal Child Immunization (UCI) hanya 24,9 persen saja yang sudah lengkap imunisasi. Atau tiga perempat di antaranya," rinci Iman.
Menurutnya, kendala yang hadapi di lapangan yakni kurangnya tingkat sosialisasi, dan pemahaman orang tua tentang dampak berbahaya jika anaknya tidak diimunisasi.
“Juga keengganan dari orang tua, terkait kejadian pasca imunisasi seperti demam atau lainnya sehingga tidak mau membawa anaknya diimunisasi,” tutur Iman.
Iman khawatir jika capaian imunisasi di Aceh masih terus rendah, maka akan terjadinya angka difteri yang besar atau angka kematian.
Begitu juga dengan campak dan lebih menakutkan lagi adalah rubella, sebab jika sang ibu kena maka bayinya bisa terjadi kelainan jantung, kelainan pada telinga, mata, dan ini bisa terjadi jika anak-anaknya tidak diimunisasi.
ADVERTISEMENT
“Ini sangat kita khawatirkan bisa terjadi pada anak-anak Aceh, mudah-mudahan semua masyarakat akan mau membawa anak-anaknya untuk diimunisasi,” ungkapnya.
Untuk itu, Iman menekankan perlunya kesadaran bersama baik dari masyarakat maupun unsur terkait. Hal ini juga untuk kebaikan semua masyarakat.
“Karena itu saya mengajak kita semua agar sama-sama bisa menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ini,” pungkasnya.