Dinkes DKI: Kasus ISPA Turun 7% Dalam 2 Pekan Terakhir

27 September 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Seksi Surveillance, Epidemologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta dr Ngabila Salama, MKM. Foto: Instagram/@ngabilasalama
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Seksi Surveillance, Epidemologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta dr Ngabila Salama, MKM. Foto: Instagram/@ngabilasalama
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut kasus ISPA turun dalam 2 pekan terakhir. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengatakan kasus turun 7% dalam 2 pekan itu.
ADVERTISEMENT
Ini berdasarkan pengamatan bersama Kementerian Kesehatan RI by website Kemenkes RI yang datanya diinput setiap hari oleh seluruh puskesmas kecamatan, puskesmas kelurahan, dan RS di DKI Jakarta.
"Kasus ISPA, pneumonia, influenza like illness (ILI) di DKI Jakarta tren menurun dalam 14 hari terakhir, mulai terlihat sejak 14 September 2023," kata Ngabila dalam keterangannya, Rabu (27/9).
"Minggu ke-3 bulan September, ISPA turun 7 persen, pneumonia turun 18 persen, dan ILI turun 29 persen dari minggu sebelumnya," imbuh dia.
Ilustrasi bermasker di tengah polusi. Foto: Reuters/Soe Zeya Tun
Ngabila meyakini penurunan ini adalah hasil sejumlah upaya Pemprov DKI dalam menekan polusi udara. Seperti kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi ASN.
"Pemerintah memimpin kolaborasinya. Selain itu, peran pelaku usaha dan swasta, masyarakat, akademisi, dan media pers berperan penting. Kebijakan WFH juga dirasakan cukup efektif untuk mengendalikan cepat kadar polusi udara, yang akhirnya berpengaruh pada jumlah kasus ISPA dan pneumonia yang trennya menurun," kata dia.
ADVERTISEMENT
Meski, Ngabila meminta masyarakat tetap mewaspadai polusi. Ia mengimbau balita, lansia, dan kelompok rentan lainnya membatasi keluar rumah.
Warga juga diimbau memakai masker, memasang penyaring udara di rumah, dan rajin mengkonsumsi vitamin.
Ilustrasi orang mengenakan masker. Foto: JEENAH MOON/REUTERS
"Pakai masker KN95/KF94 di outdoor karena bisa menyaring polusi dengan efektif 95-100 persen. Imunisasi rutin lengkap anak dan dianjurkan influenzae tambahan per tahun pada kelompok rentan," ujar dia.
"Dampak polusi udara (ada) ISPA, asma akut, bronkitis akut, pneumonia, jerawat, alergi/eksim/dermatitis/masalah kulit lainnya," tandas dia.
Agustus lalu, kasus ISPA di DKI meningkat seiring parahnya polusi udara. Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan ada kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Ibu Kota. Menurutnya, kenaikan mencapai 31 persen, paling banyak dialami balita.
ADVERTISEMENT
Sementara, Kemenkes mendata ada 200 ribu kasus ISPA di Agustus lalu, hampir 2 kali lipat lebih banyak jika dibandingkan periode Januari sebanyak 100 ribu kasus.