Dinkes Sulsel Telusuri Kematian Pria 50 Tahun: Apakah Terkait Vaksin Atau Tidak

24 Maret 2021 15:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, dr Nurul.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, dr Nurul. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel hingga saat ini masih menelusuri penyebab kematian pria berusia 50 tahun bernama Sulaiman Daeng Tika di Kabupaten Takalar.
ADVERTISEMENT
Sulaiman disebut meninggal usai seminggu disuntik vaksin corona di tempat kerjanya di PLN Gardu Induk Daya, Kota Makassar, pada Senin (15/3).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, dr Nurul, mengatakan institusinya baru tahu meninggalnya Sulaiman itu kemarin.
Musababnya, sebelumnya tidak ada laporan bahwa Sulaiman mengalami gejala demam hingga sesak napas atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Harusnya, Sulaiman usai divaksin dan ada gejala demam melaporkan ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat.
"Tim indenpenden sudah turun melakukan investigasi dan juga Komnas KIPI juga sudah melakukan audit. Hasil audit ini nantinya memastikan penyebab kematian korban, apakah terkait vaksin atau tidak ataukah ada hal lain," ujar Nurul saat dihubungi kumparan, Rabu (24/3).
ADVERTISEMENT
Sulaiman Daeng Tika merupakan karyawan outsourcing PLN. Dia mengikuti vaksin dosis pertama di tempat kerjanya di PLN Gardu Induk Daya, Kota Makassar, Senin (15/3).
Seminggu setelah vaksin, kondisi Sulaiman drop hingga dinyatakan meninggal dunia pada Senin (22/3) sore.
"Pas satu minggu sudah vaksin, bapak meninggal. Jadi selama sudah divaksin, kondisi bapak memang sudah drop, mulai demam hingga sesak napas," kata Mahmud (20), anak ketiga almarhum Sulaiman, saat ditemui kediamannya di Takalar, Selasa (23/3).
Sulaiman mulai demam dengan badan ngilu hingga sesak napas, setelah dua hari menjalani vaksin pada Rabu (17/3). Meski demam, kala itu Sulaiman masih sempat masuk kantor. Tapi karena kondisinya terus memburuk, Sulaiman memutuskan untuk tidak masuk kantor pada Jumat (19/3).
ADVERTISEMENT
"Mulai izin tidak masuk kerja hari Jumat (19/3). Kondisinya sudah parah, dia demam terus dan sesak napas," tambah Mahmud.
Meski demam dan sesak napas, Sulaiman tak kunjung memeriksakan diri ke rumah sakit. Dia hanya sempat mencoba untuk melakukan pengobatan tradisional terapi dengan berendam di air laut. Bukannya sembuh, malah kondisinya kian memburuk.