Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dino Sebut Kunker LN Prabowo Jadi Sinyal: I'm Here & Indonesia Will Be a Player
26 November 2024 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Founder FPCI Dino Patti Djalal mengomentari lawatan Presiden Prabowo ke sejumlah negara pada November ini. Menurutnya, ada sinyal yang ingin dikirim Prabowo ke dunia.
ADVERTISEMENT
Selama November ini Prabowo memulai lawatan ke China, kemudian Amerika Serikat, Peru, Brasil, Inggris hingga ditutup di Uni Emirat Arab.
"Kalau dari kunjungan Pak Prabowo ke luar negeri yang kemarin ini, menurut saya yang paling penting itu adalah the signal. Signal kepada dunia internasional bahwa I'm here dan Indonesia will be a player, a global player," kata Dino di kantor FPCI di Jakarta Selatan, Selasa (26/11).
FPCI didirikan Wakil Menteri Luar Negeri RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai organisasi kebijakan luar negeri non-partisan yang bermarkas di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, di hadapan wartawan Dino menjelaskan bahwa tak perlu melihat kesepakatan apa yang tercapai atau statement bersama apa yang disampaikan dalam setiap lawatan Prabowo. Yang lebih penting, pesan Prabowo menjadikan Indonesia sebagai "pemain" bisa terlihat oleh dunia.
ADVERTISEMENT
"And the message is look, I'm among these world leaders and I'm ready to be a player (dan pesannya, lihat, saya berada di antara para pemimpin dunia dan saya siap menjadi pemain)," kata Dino.
Bebas Aktif
Dino juga menyoroti prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini menjadi fondasi kebijakan luar negeri Indonesia.
Meski prinsip ini sudah mapan, menurutnya, setiap presiden selalu memerlukan strategi konkret untuk mewujudkannya.
“Prinsip bebas aktif itu bukan strategi. Pertanyaannya sekarang, apa strateginya? Itu yang perlu diperjelas,” ujar Dino.
Ia pun mengingatkan bahwa setiap pemerintahan memiliki konsep dan pendekatan berbeda dalam menerapkan kebijakan luar negeri.
Misalnya, Presiden Soekarno dengan konsep New Emerging Forces dan inisiasi Non-Blok. Sementara Presiden Soeharto dengan doktrin ketahanan regional.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Dino menekankan perjalanan Prabowo sebagai presiden harus mampu menghasilkan inisiatif yang jelas dan memberikan dampak nyata, baik bagi Indonesia mau pun kawasan.
“Yang saya lihat paling jelas itu kan Presiden Soekarno membentuk ASEAN. Inisiatif yang waktu itu orang enggak tau arahnya ke mana. Tapi as we know sampai sekarang impact-nya luar biasa. Bukan hanya terhadap Indonesia tapi terhadap kawasan,” tutupnya.
Sehingga, menurut Dino, cara melihat efektivitas politik luar negeri Prabowo dalam lima tahun ke depan dapat merujuk pada inisiasi dan dampaknya.
“Yang jadi ukuran politik luar negeri itu ada dua: Inisiatif dan impact. Pak Prabowo ini bebas aktif, oke semua orang punya, lah. Sebagai prinsip, Alhamdulillah. Yang ditunggu sekarang apa inisiatif dan apa impact-nya,” tutupnya.
ADVERTISEMENT