Direktur CIA Diam-diam Bertemu Zelensky di Ukraina

21 Januari 2023 3:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Central Intelligence Agency (CIA) William Burns. Foto: Samuel Corum / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Central Intelligence Agency (CIA) William Burns. Foto: Samuel Corum / AFP
ADVERTISEMENT
Direktur CIA, William Burns, diam-diam melakukan perjalanan ke Ibu Kota Kiev untuk menemui Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Kabar ini diungkap pejabat Amerika Serikat (AS) pada Kamis (19/1).
ADVERTISEMENT
"Direktur Burns pergi ke Kiev untuk bertemu dengan rekan-rekan intelijen Ukraina serta Presiden Zelensky. Pertemuan ini memperkuat dukungan berkelanjutan kami untuk Ukraina dan pertahanannya melawan agresi Rusia," terang seorang pejabat yang menolak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Sabtu (21/1).
Pejabat tersebut menolak untuk membeberkan waktu kunjungan Burns. Namun, The Washington Post yang pertama kali melaporkan kabar itu mengatakan bahwa perjalanan ini terjadi pada akhir pekan lalu.
Selama agenda tersebut, Burns memberi pengarahan kepada Zelensky. Burns menjelaskan prediksinya tentang rencana militer Rusia dalam beberapa pekan dan bulan mendatang di Ukraina.
Kondisi di lokasi helikopter jatuh di gedung infrastruktur sipil, di kota Brovary, di luar Kiev, Ukraina, Rabu (18/1/2023). Foto: Valentyn Ogirenko/REUTERS
Lawatan Burns berlangsung pada masa kritis dalam perang yang sudah berlangsung hampir setahun sejak 24 Februari 2022.
Pasukan Rusia tengah menggencarkan serangan besar-besaran di dekat Kota Bakhmut, dan memaksa Ukraina mempertimbangkan sumber dayanya saat mempersiapkan serangan balasan di wilayah lain. Akibatnya, Zelensky harus memastikan bantuan AS dan Barat.
ADVERTISEMENT
Zelensky dan pejabat intelijen seniornya mempertanyakan sampai kapan bantuan militer ini akan berlanjut setelah pengambilalihan DPR oleh Partai Republik sejak pemilu sela pada November 2022.
Menurut sumber yang familiar dengan pembicaraan tersebut, Burns menekankan urgensi di medan perang dan mengakui bantuan akan lebih sulit untuk datang pada titik tertentu.
Pekan lalu, Zelensky mendapatkan kesan bahwa dukungan AS akan tetap kuat dan dana darurat sebesar USD 45 miliar (Rp 677 triliun) untuk Ukraina yang disahkan Kongres pada Desember 2022 akan berlangsung setidaknya hingga Juli atau Agustus 2023.
Ukraina meragukan prospek paket bantuan tambahan bernilai miliaran dolar semacam ini dalam masa mendatang. Anggota Partai Republik di Kongres masih bersikeras mempersenjatai Ukraina, tetapi kaum konservatif lainnya ingin memangkas pengeluaran AS.
Gumpalan asap mengepul dari serangan Rusia selama gencatan senjata 36 jam atas Natal Ortodoks, dari garis depan kota Bakhmut di Donbas, Ukraina, Sabtu (7/1/2023). Foto: Clodagh Kilcoyne/REUTERS
Saat ini, pertempuran intens terkunci di wilayah timur Ukraina.
ADVERTISEMENT
Walau memiliki nilai strategis yang relatif kecil, Kota Bakhmut memiliki kepentingan simbolis bagi kedua belah pihak, khususnya Rusia yang telah lama belum merebut lagi kota besar Ukraina.
Analis militer memperkirakan, peningkatan pertempuran ini dapat menentukan arah perang. AS dan negara-negara Barat lantas mengerahkan kendaraan lapis baja, artileri, hingga rudal untuk meningkatkan daya tembak militer Ukraina.
Mereka berharap peralatan tambahan akan memungkinkan tentara menerobos daerah-daerah yang dikuasai Rusia, seperti Zaporizhzhia.
Rusia ingin meluncurkan serangannya sendiri dalam beberapa bulan mendatang pula, memicu perkiraan akan perekrutan lebih banyak pasukan usai mobilisasi 300.000 orang pada September 2022.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, meluncurkan proposal terkait pada bulan lalu. Proposal itu akan meningkatkan personel militer negara dari 1,1 juta menjadi 1,5 juta pada 2026.
ADVERTISEMENT
Menurut pejabat intelijen Barat, Rusia telah meningkatkan pelatihannya pula dalam beberapa bulan terakhir.
Prajurit Ukraina menembakkan howitzer self-propelled Krab Polandia ke posisi Rusia, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: Oleksandr Ratushniak/REUTERS
Perjalanan terbaru Burns pun terjadi menjelang pekan yang intens tidak hanya di medan perang Ukraina.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley bertemu dengan mitranya dari Ukraina di Polandia untuk interaksi tatap muka pertama mereka sejak awal perang pada Selasa (17/1).
Zelensky kemudian mendesak sekutu-sekutunya dari Barat untuk menyumbangkan tank dan rudal pertahanan udara pada Rabu (18/1).
Dia mengkritik Jerman yang menolak memasok tank Leopard kecuali AS memberikan tank Abrams yang lebih canggih untuk Ukraina.
"Ada saatnya kita tidak boleh ragu," ujar Zelensky melalui panggilan video kepada hadirin di Kota Davos, Swiss.
Pada hari yang sama, menteri pertahanan NATO memulai pertemuan dua hari yang membahas pasokan tank Leopard. Pertemuan yang memecah belah itu menyaksikan Polandia mengancam akan mengirim 14 tank Leopard terlepas dari persetujuan Jerman.
ADVERTISEMENT
Secara teknis, pihaknya memerlukan persetujuan dari Jerman. Sebab, Jerman merupakan produsen tank Leopard 2.
"Entah kami akan mendapatkan persetujuan ini, atau kami akan melakukan hal yang benar sendiri," tegas Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki.