Dirty Vote Rilis di Minggu Tenang, Feri Amsari Beberkan Alasannya

13 Februari 2024 12:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas yang juga terlibat dalam film Dirty Vote, Feri Amsari, saat mengisi kuliah umum di Departemen Hukum Tata Negara UGM. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas yang juga terlibat dalam film Dirty Vote, Feri Amsari, saat mengisi kuliah umum di Departemen Hukum Tata Negara UGM. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film dokumenter berjudul "Dirty Vote" yang mengungkap desain kecurangan Pemilu 2024 sedang ramai dibicarakan. Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas yang juga terlibat dalam film ini, Feri Amsari, menjelaskan alasan mengapa film tersebut dirilis di minggu tenang pemilu.
ADVERTISEMENT
"Saya mau sampaikan yang jujur, faktanya saja, bahwa tidak ada alasan tertentu. Tidak. Itu karena Bang Uceng (Zainal Arifin Mochtar), Mbak Bibip (Bivitri Susanti), sibuk. Sempatnay minggu-minggu tenang karena tidak ada undangan ke TV, tidak juga karena seminar. Tidak. Faktornya ya mepet," ucap Feri saat memberikan kuliah umum di Departemen Hukum Tata Negara UGM, Selasa (13/2).
Feri menjelaskan, bahkan, sutradara "Dirty Vote", Dandhy Laksono, baru menghubungi dan mengajaknya membuat film tersebut di akhir Januari. Di awal Februari mereka baru membahas soal naskah dan sebagainya.
Teaser film "Dirty Vote". Foto: Dok. Istimewa
"Teman-teman UGM, ketahuilah, yang sering bolos [saat bahas film] itu Bang Uceng. Tapi celakanya, dia yang lebih well performed di latihan. Jadi dia punya alasan untuk bolos. Mbak Bibip karena dia disiplin, tampil lebih lugas," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Awalnya mereka berharap film tersebut bisa selesai dan dirilis pada 10 Februari, atau di hari terakhir masa kampanye. Namun tenggat waktu itu mundur karena ada beberapa hal yang mereka perdebatan.
"Kami saja bertiga kalau ketemu berdebat, apalagi bahas film ini. Jadi ada perdebatan-perdebatan di antara itu, jadi akhirnya molor satu hari," jelas Feri.
Feri pun mengaku tak masalah jika film dokumenter tersebut dituding seolah-olah dibuat untuk mendukung paslon tertentu karena dirilis di tanggal 11. Ia lalu menegaskan kembali, tak ada alasan khusus mengapa film tersebut dirilis di minggu tenang.
"Mungkin ini jalan yang Di Atas bahwa dengan minggu tenang ini, orang lebih enak menontonnya, tidak ada kampanye yang bikin ribut, dan bisa mencerna substansi film ini dengan baik," pungkasnya.
Feri Amsari. Dok: Dokumentasi Dirty Vote untuk Media