Keuangan Garuda Indonesia jadi sorotan setelah suara rekaman pertemuan internal antara manajemen dan karyawan pada 19 Mei 2021 bocor. Manajemen menyebut ada utang menggunung hingga Rp70 triliun. Padahal ekuitas Garuda negatif Rp 41 triliun. Maskapai itu diguncang turbulensi kencang.
Garuda sebenarnya sudah sakit sejak lama. Pandemi yang menghantam telak industri penerbangan memperparahnya. Angkutan udara sepi penumpang, padahal biaya sewa pesawat amat mahal. Beban keuangan perusahaan jadi bertumpuk.
Kini, pemerintah menggodok empat skema untuk menyelamatkan maskapai penerbangan nasional itu. Berikut wawancara kumparan dengan Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra , Kamis (10/6).
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814