Disahkan Jadi Panglima TNI, Yudo Margono Jamin Netralitas TNI di 2024

13 Desember 2022 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laksamana Yudo Margono usai disahkan DPR sebagai Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa, Selasa (13/12).. Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Laksamana Yudo Margono usai disahkan DPR sebagai Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa, Selasa (13/12).. Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
ADVERTISEMENT
DPR RI resmi mengesahkan Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa. Pengesahan tersebut dilakukan dalam Rapat DPR RI Ke-12 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2022-2023.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers yang digelar, Yudo menjamin netralitas TNI dalam perhelatan Pemilu di 2024 nanti.
"Kemudian netralitas, kalau itu sudah tidak perlu ditanyakan. Sejak dulu TNI pasti netral, dan saya akan jamin tantangan netralitas TNI dalam pemilu 2024," kata Yudo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/12).
Yudo juga menjelaskan program prioritasnya yang akan dilaksanakan setelah dilantik menjadi Panglima TNI oleh presiden. Pertama terkait dengan akselerasi SDM.
"Ini merupakan yang utama dalam meningkatkan TNI dimulai harus dengan SDM yang profesional. Karena tanpa itu semua, sulit akan mewujudkan itu. Jadi dengan SDM yang profesional tentunya kita akan melanjutkan tugas-tugas," ucapnya.
Kemudian, Yudo juga menjabarkan program prioritasnya tentang percepatan operasional, dan juga melaksanakan fungsi tugas kogabwilhan.
ADVERTISEMENT
"Yaitu merupakan efektivitas kodam dalam melaksanakan tugas karena sudah dibagi dari wilayah 1,2, 3. Nanti akan kita berdayakan untuk mengendalikan operasi maupun melaksanakan latihan-latihan," ujar Yudo.
Lebih lanjut, Yudo juga memprioritaskan pertahanan terhadap daerah-daerah yang tingkat kerawanannya tinggi.
"Tanggapan dan saran dari Komisi I untuk daerah-daerah yang kerawanannya tinggi khususnya di daerah perbatasan laut, darat, yang sekarang ini menjadi kerawanan strategis seperti kita ketahui. Mulai Natuna, Papua, Aceh dan sebagainya," tandasnya.