Disdik Siapkan Lahan dan Anggaran Rp 3 M Untuk Bangun Gedung SMPN 60 Bandung

3 Oktober 2024 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana SMPN 60 Bandung, di Jalan Ciburuy, Kecamatan Regol, Rabu (2/10). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana SMPN 60 Bandung, di Jalan Ciburuy, Kecamatan Regol, Rabu (2/10). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
Dinas Pendidikan Kota Bandung telah menyiapkan lahan untuk pembangunan gedung sekolah SMPN 60 Bandung. Lahan tersebut merupakan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung yang berlokasi di Jalan Murdasan.
ADVERTISEMENT
“Nah, itu milik tanah Pemerintah Kota, tapi masih berproses. (Lokasinya) di Jalan Murdasan,” ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan Surya kepada kumparan, Kamis (3/10).
Ia menyebut, pihaknya menyediakan anggaran sekitar Rp 3 miliar untuk pembangunan gedung sekolah menengah pertama itu. Pembangunannya sendiri akan dimulai pada tahun 2025.
“Untuk bangunan sudah disiapkan (anggaran) Rp 3 miliar. Mudah-mudahan lancar saja,” sebut dia.
Tantan menjelaskan pembangunan gedung ini merupakan solusi jangka panjang bagi SMPN 60 Bandung yang merupakan salah satu SMP rintisan dan saat ini belum memiliki gedung sendiri.
Untuk solusi jangka menengah, Tantan menyebut akan melakukan penambahan ruang kelas dalam waktu dekat di SDN 192 Ciburuy.
“Akan dibangun dua kelas tambahan dulu. Di SD Ciburuy,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk jangka pendeknya, dia memastikan tak ada lagi siswa yang belajar secara lesehan di luar karena kurangnya ruang kelas. Mereka yang tak kebagian kelas melakukan sistem pembelajaran jarak jauh secara daring (PJJ).
Mengenai hal ini, Tantan mengatakan, yang terpenting dalam perkara sekolah rintisan adalah kualitas belajar itu, bukan tempatnya. Sebab hal ini berangkat dari situasi kedaruratan akses layanan pendidikan bagi masyarakat di sejumlah titik di Kota Bandung
“Sebetulnya, yang penting pembelajaran sesuai standar bisa dilakukan. Itu bukan masalah tempat. Yang penting belajarnya nyaman, tersampaikan kurikulumnya, standar mutunya tercapai,” ungkap dia.
“Kekurangan kelas memang betul. Tapi daripada masyarakat tidak sekolah. Walaupun darurat, bisa bersekolah,” imbuhnya.
Dia juga menambahkan bahwa siswa-siswi di SMPN 60 Bandung pada dasarnya sudah mengerti dengan kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tadi juga diwawancara mereka happy-happy aja. Di kelas bosan, di luar lebih nyaman. Kalau panas masuk ke dalam, kalau hujan masuk ke dalam. Kan gitu,” tuturnya.