Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Dishub DKI Mulai Pelajari Program Ok Otrip Anies-Sandi
17 Oktober 2017 14:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB

ADVERTISEMENT
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mulai mempelajari manajemen angkutan umum untuk merealisasi OK Otrip yang merupakan salah satu program unggulan Anies-Sandi. Ok Otrip akan mengintegrasikan angkutan kota (angkot), metro mini dan Transjakarta hanya dengan Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana masyarakat bisa melakukan perjalanan dengan Rp 5 ribu, apakah sekali jalan sampai atau bolak balik. Tapi sama-sama diskusi insyallah bisa," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah usai mengisi diskusi publik 'Mengurai Benang Kusut Regulasi Angkutan Online Pasca Putusan Mahkamah Agung' di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/10).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengatur ulang trayek (rerouting) dan mendata kebutuhan trayek bus maupun angkot yang dapat digunakan. Trayek bus akan dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan warga Jakarta.
"Kita harus terintegrasi dengan manajemen Transjakarta. Bagaimana untuk bisa diimplementasikan? Dia (Transjakarta) harus melakukan rerouting, kebutuhan bus besar berapa trayek. Berapa kebutuhan angkot juga untuk melayani semua masyarakat yang ada di DKI," ujarnya.
ADVERTISEMENT

Tujuan dari rerouting ini adalah agar tidak terjadi perhimpitan antara Transjakarta, bus besar, bus sedang hingga kecil seperti angkot. Setelah dilakukan rerouting, kemungkinan perhimpitan hanya 20 persen, karena tidak semua bus Transjakarta dijadikan bus feeder atau pengumpan.
Pemprov DKI saat ini menyiapkan subsidi sebanyak Rp 2,8 triliun untuk rerouting. Namun, baru terpakai Rp 1,8 triliun untuk rerouting beberapa trayek.
"Kita hitung berapa banyak subsidi yang bisa dikeluarkan untuk menerapkan (Ok Otrip) ini. Karena misalnya, satu trayek ada busway, terus ada bus besar, sedang. Disubsidi terus disubsidi lagi, enggak boleh. Berarti harus kita rerouting," kata Andri.
Andri menyatakan akan melakukan uji coba satu hingga dua trayek dalam 100 hari ke depan. Untuk bisa mengintergrasikan secara penuh, diperkirakan membutuhkan waktu selama tiga tahun.
ADVERTISEMENT
"Kami uji cobakan satu sampai dua trayek sambil menunggu perangkat. Karena nanti dihitungnya rupiah per kilometer. Terus operator yang bekerja sama dengan kami memang harus dikaji dengan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah) dan pengadaan busnya," ujarnya.
Untuk merealisasikan program OK Otrip, Andri berharap semua pihak dapat mendukung dan bekerja sama, agar memenuhi target dalam tiga tahun dapat berjalan sesuai rencana.
