Dishub DKI Segera Terapkan Account Based Ticketing Pada Kartu Transportasi

9 November 2022 11:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang menaiki bus TransJakarta di halte Bundaran Hotel Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/12).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang menaiki bus TransJakarta di halte Bundaran Hotel Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta sudah menerapkan tarif integrasi maksimal Rp 10 ribu untuk 3 angkutan umum, yakni MRT, Transjakarta, dan LRT Jakarta. Saat ini, Pemprov DKI tengah mengembangkan account based ticketing berbasis kartu agar subsidi tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, account based ticketing sangat berguna untuk mengetahui profil pengguna transportasi umum. Pemprov DKI bisa memberikan subsidi hingga gratis bagi kelompok masyarakat yang sudah ditetapkan pemerintah seperti guru, keluarga pahlawan, hingga pelajar.
"Dengan pola ini maka yang bisa mendapat subsidi adalah mereka yang benar-benar memang berhak. Kalau sekarang kan dengan tarif Rp 3.500 siapa pun bayarnya sama. Artinya aspek keadilan di sana tidak terjadi," kata Syafrin usai Apel Kesiapsiagaan Bencana di Buperta Cibubur, Jakarta, Rabu (9/11).
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo saat Apel Gabungan Penanganan Kemacetan Lalu Lintas Provinsi DKI Jakarta di Monas, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Saat ini, kartu elektronik yang dipakai untuk membayar biaya transportasi masih berbasis chip. Kondisi ini membuat masyarakat berisiko hilang kartu hilang pula saldo yang ada di kartu.
ADVERTISEMENT
Dengan account based ticketing ini, saldo akan melekat pada akun pengguna. Bila sewaktu-waktu kartu hilang, saldo bisa kembali dengan melapor ke petugas terkait.
"Dengan account base ticketing maka uangnya tidak lagi melekat di kartu tapi di server. Dan kemudian begitu kartunya hilang yang bersangkutan tinggal melapor ke halte misalnya atau stasiun kemudian diganti kartunya maka saldonya tetap, tidak ada lagi kartu uang elektronik yang hilang, hilang juga uangnya," jelas dia.
Pengendara sepeda terlihat dari dalam Bus TransJakarta di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sistem inilah yang masih terus dikembangkan. Sejauh ini, account base ticketing baru bisa berjalan lewat aplikasi JakLingko.
"Iya, pembayaran tentu ada dua. Yang menggunakan kartu uang elektronik dan juga yang sekarang dengan basis aplikasi atau yang kita kenal dengan JakLingko," tutur dia.
Penumpang menggunakan kartu Jak Lingko di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (10/10/2021). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Syafrin juga masih mengkaji terkait biaya transportasi yang bisa dibayar warga bila account base ticketing ini sudah berjalan sempurna. Warga nantinya akan mendapat tarif berbeda sesuai dengan kondisi ekonomi. Data ini akan diintegrasikan dengan Dukcapil.
ADVERTISEMENT
Sementara sistem belum berjalan sempurna, tarif masih tetap. Tidak ada perubahan meski ada kenaikan BBM.
"Belum, masih dalam tahap kalkulasi. Tentu saat ini kita masih fokus bahwa tarif Transjakarta tidak naik, tetap Rp 3.500," ucap dia.
Reporter: Muhammad Fadlan Nuril Fahmi