Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Disinggung Lagi soal Kemenag Hadiah NU, Gus Yaqut Janji Bicara Lebih Hati-hati
30 November 2021 14:40 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Rapat kerja Komisi VIII DPR dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sempat menyinggung pernyataan Menag soal Kementerian Agama (Kemenag ) bukanlah hadiah negara untuk umat Islam, melainkan spesifik untuk Nahdlatul Ulama.
ADVERTISEMENT
Adalah anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Golkar, John Kenedy Azis, yang mengungkapkan banyak pertanyaan dan aspirasi yang datang kepadanya terkait pernyataan Menag tersebut.
"Kalau kami enggak sampaikan ke Pak Menteri dalam kesempatan berbahagia ini nanti mata saya bintitan, Pak Menteri. Sebab, ini pesan yang harus saya sampaikan ke Pak Menteri. Pesan itu berkaitan dengan video Pak Menteri beberapa hari, yang mengatakan statement Pak Menteri bahwa Kemenag merupakan hadiah untuk NU. Secara spesifik pada webinar hari santri nasional," ucap John dalam rapat kerja bersama Menag, Selasa (30/11).
John mengungkapkan banyak umat muslim kecewa dan merasa tergores dengan pernyataan Gus Yaqut tersebut.
"Saya sebagai umat nahdliyin benar-benar sangat menyayangkan apa yang Pak Menteri ucapkan ini. Sangat melukai hati umat Islam pada umumnya. Menurut saya pernyataan Pak Menteri tersebut mohon maaf ini harus saya sampaikan. Sepahit apa pun, dan saya harap Pak Menteri enggak musuhin saya," ungkap John.
ADVERTISEMENT
"Menurut hemat saya ini sangat tendensius, Pak, bisa memantik polemik antar kita Islam di daerah, seantero Indonesia," imbuh dia.
Selain John, ada juga anggota Komisi VIII dari Fraksi PAN, Muhammad Rizal, yang menilai perlu ada penjelasan sejarah siapa Menteri Agama pertama di Indonesia.
"Sebenarnya saya enggak mau angkat tapi ini PR bagi DPR. Kalau kita enggak pertanyakan, menurut kami sesuai fakta sejarah disampaikan Pak Menteri itu enggak pas buat kami. Saya coba cari sejarah, Menag pertama itu dari Muhammadiyah, yaitu Dr HM Rasjidi. Kalau misalnya Pak Menteri mengatakan Menag sebelum Gus Menteri juga bukan dari kalangan NU, dari TNI beliau," ucap Rizal.
Dengan diingatkan oleh para anggota Komisi VIII, Riza berharap bisa jadi pengingat bagi Gus Yaqut agar tidak mengeluarkan statement yang ingin memecah belah antarumat.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan ini menjadi pengingat Pak Menteri di kemudian hari, karena Gus Menteri adalah pejabat publik yang harus hati-hati menyampaikan, sehingga tidak memecah belah antara kita," tutur dia.
Respons Gus Yaqut
Merespons keresahan kedua anggota DPR tersebut, Gus Yaqut berjanji akan lebih berhati-hati lagi mengeluarkan pernyataan. Sekalipun ketika ia berbicara dalam forum internal.
Seperti diketahui, pernyataan tersebut diucapkan Gus Yaqut dalam webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri 2021, Rabu (20/10), yang merupakan forum internal.
"Terima kasih sarannya, pasti kita perhatikan dan jadikan pegangan. Terutama bagi saya untuk lebih berhati-hati, meskipun bicara di forum internal dan terbatas. Karena kita tahu sekarang kamera itu bisa seenak-enaknya dan beredar semudah-mudahnya," kata Gus Yaqut.
ADVERTISEMENT
"Dinding bisa bicara, Pak, kadang-kadang bisa jadi mulut, telinga. Enggak apa-apa ini jadi catatan kita forum internal pun harus hati-hati," tutup dia.
Pernyataan Kontroversial Menag
Dalam acara webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri 2021, Gus Yaqut menyebut Kemenag adalah hadiah dari negara untuk NU. Awalnya, Ketua Umum GP Ansor itu mengatakan, sempat terjadi perdebatan terkait tagline Kemenag.
Perdebatan itu terus berkembang hingga menyinggung sejarah berdirinya Kemenag. Gus Yaqut mengatakan, ketika itu ada pihak yang tidak setuju Kemenag menjadi kementerian semua agama.
"Kemudian berkembang jadi sejarah asal usul Kemenag ada yang bilang, enggak bisa Kemenag hadiah negara untuk umat Islam karena waktu itu perdebatannya bahwa kementerian ini harus jadi kementerian semua agama melindungi semua umat agama. Ada yang enggak setuju," ucap Gus Yaqut.
ADVERTISEMENT
"Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus agama Islam karena Kemenag itu hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum tapi secara spesifik untuk NU," ucap dia.
Beberapa hari setelahnya, ia pun mengklarifikasi pernyataannya disampaikan dalam forum internal keluarga besar NU. Tujuannya, lebih untuk memotivasi para santri dan pesantren.
“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” terang Menag di Solo, Senin (25/10).
“Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” sambungnya.
ADVERTISEMENT