Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Diskusi di Denpasar, Rocky Gerung Kritik Gizi Buruk hingga Ekonomi RI
10 Maret 2019 0:50 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Akademisi Rocky Gerung kembali mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dalam diskusi 'Politik Sehat, Politik Berakal, Muda Berkarya, Untuk Indonesia' di Denpasar, Bali, Rocky menyinggung soal penanganan gizi buruk.
ADVERTISEMENT
"Ada pengetahuan sadar bahwa pengetahuan investasi pada balita. Pada balita itu ada investasi peradaban, kita di sini, balita kita hak mereka untuk memperoleh susu tidak diperoleh karena uang buat beli susu dialihkan untuk beli aspal dengan dalih bikin jalan tol. Tol laut, bahkan tol langit, tol langit artinya tololnya selangit," kata Rocky, Sabtu (9/3).
Rocky menilai, tidak adil di saat bayi kesulitan mendapatkan makanan, sedangkan negara membahas revolusi industri. Menurut dia, gagasan dari Revolusi Industri 4.0 cukup bagus. Namun, ia menyebut generasi Indonesia belum siap menghadapi revolusi tersebut.
"Jadi, sangat tidak adil memberi impian Industri 4.0, sementara balita kita yang 10 tahun yang menjadi milenial kekurangan gizi. Mereka yang kekurangan gizi, ada 7 juta bayi Indonesia yang mengalami malnutrisi. Mereka yang kekurangan gizi pasti otaknya menyusut 10-20 persen. Jadi, sekaligus kita dihina oleh negara," ujar Rocky.
ADVERTISEMENT
Tak cuma soal penanganan gizi buruk, Rocky juga menyoroti pertumbuhan ekonomi yang selalu digembar-gemborkan pemerintah kian meningkat. Padahal, kata Rocyk, hal itu merupakan sebuah penipuan secara sistematis kepada masyarakat.
"Ekonomi kita tumbuh 5,1 persen baik atau buruk? Ada yang bilang baik bila ekonomi sebelumnya 3 persen. Selama bapak SBY, 10 tahun memimpin angka pertumbuhan ekonominya 6,1, 6,2, 6,3 (persen) masak iya lebih bagus daripada 5,3? Ini disebut sebagai penipuan-penipuan sistematis," imbuh Rocky.
ADVERTISEMENT
"Sekarang ada promosi baru bahwa kelebihan pasokan listrik. Kita kaget, kapan dibangun powerland tiba-tiba ada kelebihan listrik? Dengan akal sehat kita mengerti, pasti Jawa kelebihan pasokan karena industri besar pemakai listrik hengkang dari Jawa, maka ada kapasitas yang tidak terpakai," ujar Rocky.
"Saya mengkritik itu supaya tidak dibungkam dengan cara bodoh oleh statistik oleh infografis macam-macam, kalau ada yang mengatakan misalnya tidak ada kesenjangan diantara kita. Sering saya terangkan, yang bilang dilaporkan pemerintah kepada publik yang namanya gini rasio, indeks gini itu tentang pengeluaran orang, bukan pemasukanya," ungkap Rocky.