Disuap dari Kartel Narkoba, Eks Presiden Honduras Terancam 40 Tahun Bui di AS

26 Juni 2024 17:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez dikawal oleh pihak berwenang, untuk diekstradisi ke Amerika Serikat, di Hernan Acosta Mejia Pangkalan Angkatan Udara di Tegucigalpa, Honduras, Kamis (21/4/2022). Foto: Fredy Rodriguez/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez dikawal oleh pihak berwenang, untuk diekstradisi ke Amerika Serikat, di Hernan Acosta Mejia Pangkalan Angkatan Udara di Tegucigalpa, Honduras, Kamis (21/4/2022). Foto: Fredy Rodriguez/REUTERS
ADVERTISEMENT
Eks Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez terancam hukuman penjara puluhan tahun di Amerika Serikat. Hernandez akan disidang atas tuduhan penyelundupan narkoba dan kepemilikan senjata api pada Rabu (26/6) malam.
ADVERTISEMENT
Juri persidangan menyatakan, Hernandez setidaknya akan menerima ancaman hukuman selama 40 tahun. Penjara selama empat dekade lantaran Hernandez menerima uang suap jutaan USD dari penyelundup narkoba ke AS.
Hernandez saat menjabat orang nomor satu di Honduras pernah menyatakan, akan memberantas peredaran narkoba.
Mantan Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez ditahan oleh anggota Kepolisian Nasional Honduras di Tegucigalpa, Honduras, Selasa (15/2/2022). Foto: STR/REUTERS
Jaksa federal di AS bahkan mendesak hakim persidangan Kevin Castel menghukum Hernandez seumur hidup. Itu ditujukan sebagai pesan para penyelundup narkoba, terutama di pemerintahan, akan berhadapan dengan hukuman berat.
"Tanpa politikus korup seperti terdakwa, perdagangan narkoba internasional skala besar yang disidangkan dalam kasus ini serta kekerasan narkoba yang merajalela, adalah hal sulit bahkan sesuatu yang tak mungkin," kata pernyataan jaksa seperti dikutip dari Reuters.
Sementara pengacara Hernandez, Renato Stabile, meminta hakim tidak menjatuhkan hukuman 40 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
"Bapak Hernandez berbuat lebih banyak dalam memerangi narkoba dari pada Presiden Honduras sebelum atau sesudahnya," kata Stabile.
Hernandez memimpin Honduras pada 2014 sampai 2022. Negara ini adalah sekutu utama AS di Amerika Tengah.
Pada April 2022, Hernandez diekstradisi ke AS atas kasus perdagangan narkoba. Dia kini berada di penjara Brooklyn.
Sampai sekarang Hernandez membantah menerima suap dari kartel narkoba. Pengacara Hernandez percaya penyelundup melakukan aksi balas dendam terhadap kebijakan anti-narkoba dari kliennya.