news-card-video
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Ditekan Trump, PM Baru Kanada Mark Carney Bangun Aliansi ke Paris dan London

17 Maret 2025 12:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mark Carney berbicara setelah ia memenangkan pemilihan untuk menjadi pemimpin Partai Liberal yang berkuasa di Kanada dan akan menggantikan Justin Trudeau sebagai Perdana Menteri, di Ottawa, Ontario, Minggu (9/3/2025). Foto: Blair Gable/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Mark Carney berbicara setelah ia memenangkan pemilihan untuk menjadi pemimpin Partai Liberal yang berkuasa di Kanada dan akan menggantikan Justin Trudeau sebagai Perdana Menteri, di Ottawa, Ontario, Minggu (9/3/2025). Foto: Blair Gable/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Kanada yang baru, Mark Carney, akan bertolak ke Paris dan London pada Senin (17/3) untuk memperkuat aliansi dengan Prancis dan Inggris di tengah ketegangan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Perjalanan ini menjadi langkah pertama Carney di panggung internasional setelah dilantik pada Jumat (13/3).
Ia memilih dua ibu kota yang memiliki sejarah panjang dengan Kanada, sekaligus menegaskan negaranya tidak akan pernah menjadi bagian dari Amerika Serikat.
Pada pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Carney akan membahas diversifikasi perdagangan dan strategi menghadapi kebijakan proteksionis Trump, termasuk tarif 25 persen yang memicu kekhawatiran ekonomi Kanada.
Pertemuan antara Perdana Menteri Britania Raya Keir Starmer dan Eks Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, AS. Foto: Stefan Rousseau/Pool via REUTERS
Ia juga dijadwalkan bertemu Raja Charles III di London, sebuah momen simbolis mengingat Carney pernah menjabat sebagai Gubernur Bank of England.
Seorang pejabat senior Kanada mengatakan perjalanan ini tak lepas dari “Faktor Trump”.
Trump berulang kali menyampaikan retorika agresif, bahkan menyebut Kanada seharusnya menjadi negara bagian AS ke-51. Sikap itu memicu reaksi keras dari warga Kanada, yang mulai menghindari produk-produk Amerika.
ADVERTISEMENT
“Faktor Trump lebih besar dari semua tantangan lain yang dihadapi Carney,” kata Profesor Emeritus Universitas Toronto, Nelson Wiseman, seperti mengutip Guardian.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron saat pertemuan delegasi Amerika Serikat dengan Prancis di Gedung Putih, Amerika Serikat, Senin (24/2/2025). Foto: Ludovic Marin/AFP

Hindari Washington, Soroti Kedaulatan Arktik

Berbeda dari para pendahulunya, Carney tak menjadikan Washington sebagai tujuan pertama. Ia menegaskan kesediaan untuk berbicara dengan Trump, tetapi hanya jika presiden AS itu menghormati kedaulatan Kanada.
Pakar hubungan internasional Universitas Toronto Robert Bothwell pun menilai keputusan Carney masuk akal.
“Tidak ada gunanya ke Washington,” katanya.
“Trump ingin tamunya tunduk, seperti yang terjadi pada (mantan PM Justin) Trudeau.”
Justin Trudeau dan Donald Trump bersalaman. Foto: Kevin Lamarque/Reuters
Setelah dari Eropa, Carney akan mengunjungi wilayah Arktik Kanada untuk menegaskan kedaulatan negaranya. Isu ini semakin krusial seiring membaiknya hubungan Rusia dan AS di bawah kepemimpinan Trump.
Sementara itu, profesor ilmu politik Universitas McGill Daniel Beland, menilai langkah Carney penting untuk mengamankan posisi Kanada di kawasan yang strategis.
ADVERTISEMENT
“Trump berbicara agresif soal Kanada dan Greenland. Kombinasi itu, ditambah dinamika baru dengan Rusia, membuat Arktik semakin dipertaruhkan,” ujarnya.
Di tengah eskalasi ketegangan perdagangan, pemerintah Carney juga mempertimbangkan kembali pembelian jet tempur F-35 buatan AS.