Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Dituding Bantai Bandar Narkoba, Duterte Siap Ditangkap Pengadilan Internasional
10 Maret 2025 16:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan di Hong Kong siap untuk kemungkinan ditangkap Pengadilan Pidana Internasional (ICC) atau sering juga disingkat Pengadilan Internasional.
ADVERTISEMENT
Ada laporan bahwa ICC akan mengeluarkan surat penangkapan atas kebijakan perang terhadap narkoba yang dikeluarkan Duterte saat menjabat presiden, yang menewaskan ribuan orang.
Dikutip dari Reuters, Senin (10/3), perang terhadap narkoba merupakan kampanye kebijakan khas Duterte yang membawanya ke tampuk kekuasaan pada 2016. Ia pun menepati janji kampanye untuk membunuh ribuan bandar dan pengedar narkoba.
Kantor Presiden Ferdinand Marcos Jr mengatakan tidak ada komunikasi resmi yang diterima dari Interpol. Namun, mereka mengindikasikan Duterte dapat ditangkap.
"Penegak hukum kami siap mengikuti apa yang diamanatkan hukum, jika perintah penangkapan perlu dilayangkan karena permintaan Interpol," kata Wakil Menteri Komunikasi Kepresidenan, Claire Castro, kepada wartawan.
Masih belum jelas berapa lama Duterte akan tinggal di Hong Kong, wilayah yang bukan merupakan pihak dalam Pengadilan Pidana Internasional. Duterte berada di sana untuk berpidato di rapat umum kampanye yang dihadiri ribuan pekerja Filipina, berharap dapat meningkatkan dukungan untuk kandidat senator di pemilihan sela Filipina mendatang.
ADVERTISEMENT
"Dengan asumsi bahwa [perintah penangkapan] betul, mengapa saya melakukannya? Untuk diri saya? Untuk keluarga saya? Untuk Anda dan anak-anak anda, dan untuk negara kita," kata Duterte kepada massa, membenarkan kampanye antinarkobanya yang dinilai sejumlah kalangan brutal.
"Jika memang ini takdir hidupku, tak apa, saya akan menerimanya. Mereka dapat menangkap saya, memenjarakan saya. Apa dosa saya? Saya melakukan semuanya untuk perdamaian dan kehidupan damai warga Filipina," katanya di Southorn Stadium, Hong Kong, bersama putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte.
Respons Hong Kong
Unit polisi elite untuk mengawal VIP ditempatkan di sekitar hotel tempat Duterte menginap. Namun, juru bicara untuk Kantor Komisaris Kementerian Luar Negeri China di Hong Kong mengatakan mereka mengetahui kunjungan Duterte dan kampanye telah diumumkan berdasarkan hukum Hong Kong.
ADVERTISEMENT
"Dapat dipahami bahwa kunjungan Duterte dan Sarah Duterte ke Hong Kong untuk liburan pribadi," kata juru bicara itu.
Biro keamanan polisi dan pemerintah Hong Kong belum berkomentar saat dimintai tanggapan soal ini.
Kantor kepresidenan Filipina menepis spekulasi bahwa Duterte mungkin menghindari hukum dengan mengunjungi Hong Kong, dan mengimbau pendukung Duterte untuk membiarkan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya.
Selama sidang kongres tahun lalu, Duterte mengatakan tidak takut dengan Pengadilan Pidana Internasional dan meminta mereka mempercepat penyelidikan.
Duterte secara sepihak menarik Filipina dari perjanjian pendirian Pengadilan Pidana Internasional pada 2019 ketika mereka mulai menyelidiki tuduhan pembunuhan sistematis.
Pengadilan Pidana Internasional atau ICC adalah pengadilan yang khusus menangani kejahatan berat seperti genosida, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi. ICC mengadili kejahatan berat yang dilakukan individu. Lembaga yudisial ini bersifat permanen dan berbasis di Den Haag, Belanda.
ADVERTISEMENT