Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Iran memastikan akan menyerang pihak-pihak yang mencoba menyerang negaranya usai dituding terlibat dalam serangan kilang minyak milik BUMN Arab Saudi, Aramco, di Abqaiq, 14 September lalu.
ADVERTISEMENT
Tudingan ini sebelumnya dilontarkan Amerika Serikat (AS) yang mengklaim memiliki bukti Teheran --ibu kota Iran-- menyerang Aramco dengan drone.
"Hati-hati, agresi terbatas tidak akan tetap terbatas. Kami akan mengejar siapapun agresor (orang dan negara yang menyerang negara lain) itu," kata Kepala Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, dilansir Reuters, Minggu (22/9).
"Kami akan melanjutkan sampai kehancuran penuh ke setiap agresor itu," sambungnya.
Senada, Kepala Cabang Garda Revolusi Iran, Amirali Hajizadeh, mewanti-wanti para agresor agar siap menerima serangan balasan yang menghancurkan. Ancaman itu ia katakan dalam sebuah pameran tahunan bertajuk "Hunting Vultures".
Serangan ini sebelumnya sudah diklaim dan diakui oleh pemberontak Yaman, Houthi. Namun, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tidak percaya klaim Houthi dan langsung menuduh Iran sebagai pelaku serangan. Riset intelijen dan citra satelit yang dimiliki pejabat AS juga mengklaim serangan drone diluncurkan dari Iran, bukan Yaman.
ADVERTISEMENT
"Tak ada bukti serangan berasal dari Yaman," kata Pompeo seperti dikutip dari Al-Jazeera, Senin (16/9).
"Iran telah meluncurkan sebuah serangan tak terduga ke kilang pengelolaan energi terbesar di dunia," sambung Pompeo.
Buntut serangan ini, AS akan mengirim tentara ke Timur Tengah. Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, mengaku pengiriman pasukannya merupakan permintaan khusus dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
"Merespons permintaan Kerajaan (Saudi dan UEA), Presiden (AS) sudah setuju mengirimkan pasukan AS, yang akan memiliki sifat defensif dan tugas utamanya dalam pertahanan udara dan rudal," sebut Esper seperti dikutip dari AFP, Sabtu (21/9).
Sebagai catatan, AS dan Saudi dikenal sebagai sekutu dekat dan saling berkomunikasi usai serangan terjadi. Tak hanya itu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman juga berniat membalas serangan tersebut. Saudi bahkan juga telah memperlihatkan puing bekas drone dan rudal diduga milik Iran.
ADVERTISEMENT