Diusulkan Jadi Bahasa ASEAN, Ini Daftar Negara yang Pakai Bahasa Melayu

6 April 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di depan Menara Kembar Petronas saat lockdown karena wabah COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia Selasa (1/6). Foto: Lim Huey Teng/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di depan Menara Kembar Petronas saat lockdown karena wabah COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia Selasa (1/6). Foto: Lim Huey Teng/Reuters
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob baru-baru ini mengusulkan untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di ASEAN.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Channel News Asia, ​​Ismail Sabri mengatakan, selain di Malaysia, bahasa Melayu sudah digunakan di beberapa negara ASEAN seperti Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan sebagian Kamboja.
Dalam kunjungannya ke Kamboja baru-baru ini, dia memaparkan ada 800.000 Melayu Cham yang menggunakan bahasa Melayu. Sementara itu, di Vietnam, ada sekitar 160.000 penutur Melayu di antara mereka yang keturunan Melayu Cham.
“Di seluruh ASEAN ada orang yang bisa berbahasa Melayu. Oleh karena itu tidak ada alasan mengapa kami tidak dapat menjadikan bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi ASEAN," kata Ismail Sabri.
Berikut adalah daftar negara, baik anggota ASEAN atau bukan, yang menggunakan bahasa Melayu baik sebagai bahasa resmi maupun bahasa minoritas:
ADVERTISEMENT

Malaysia

Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob melambai kepada awak media sebelum berangkat menemui Raja, di Kuala Lumpur, Malaysia, 19 Agustus 2021. Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
Bahasa resmi dari Malaysia adalah bahasa Malaysia yang merupakan bentuk standarisasi dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu Standar sering kali menjadi bahasa kedua setelah penggunaan dialek Melayu lokal.
Di Malaysia, ada 10 dialek bahasa Melayu yang digunakan; bahasa Malaysia, Kelantan, Terengganu, Kedah, Sarawak, Bajau, Negeri Sembilan Melayu, Banjar, Brunei, dan Indonesia.

Brunei

Masjid yang ada di Kampong Ayer Brunei Darussalam Foto: Shutter Stock
Bahasa resmi yang digunakan di Brunei adalah bahasa Melayu standar. Dalam menuturkan bahasa Melayu baik alfabet latin (Rumi) maupun alfabet arab (Jawi) juga digunakan di Brunei.
Meskipun Bahasa Melayu Standar digunakan sebagai bahasa resmi Brunei, Bahasa Melayu Brunei secara sosial lebih dominan penggunaannya.
Bahasa Melayu Brunei cukup berbeda dari Bahasa Melayu Standar hingga kebanyakan penutur kedua bahasa tersebut tidak dapat memahami satu sama lain.
ADVERTISEMENT

Singapura

Taman Merlion, Singapura. Foto: Getty Images
Di Singapura, bahasa Inggris adalah lingua franca dan bahasa utama yang digunakan dalam bisnis, pemerintahan, hukum dan pendidikan. Namun, Bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa nasional oleh pemerintah Singapura setelah kemerdekaan dari Inggris pada 1960-an untuk menghindari gesekan dengan negara tetangga Malaysia dan Indonesia yang juga berbahasa Melayu.
Bahasa Melayu memiliki sifat yang cenderung lebih simbolis, bukan fungsional. Bahasa ini digunakan dalam lagu kebangsaan Majulah Singapura, dalam pangkat, penghargaan, dan komando militer.

Indonesia

Kantor Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud di Rawamangun, Jakarta Timur. Foto: Sabar Artiyono/kumparan
Sumatera adalah tempat lahirnya bahasa Melayu. Bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa resmi negara dan lingua franca, didasarkan pada bahasa Melayu Riau. Di berbagai daerah di Sumatera dan Kalimantan, banyak orang etnis Melayu Indonesia yang menggunakan bahasa Melayu di samping bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dialek Melayu yang paling umum digunakan di kalangan Melayu Indonesia adalah Melayu Palembang, Melayu Jambi, Melayu Bengkulu, dan dialek Banjar.

Thailand

Ilustrasi patung Buddha di Bangkok. Foto: Simon Supriyadi/Shutterstock
Di wilayah Thailand paling selatan, Melayu Kelantan-Pattani adalah bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat Muslim Melayu yang tinggal di sana. Bahasa ini juga digunakan di negara bagian Kelantan, Malaysia. Ini adalah bahasa lisan utama masyarakat Melayu Thailand.
Melayu Kelantan-Pattani sangat berbeda dari varietas bahasa Melayu lainnya karena secara geografis sangat terisolasi dari wilayah Melayu yang lain. Di Thailand, bahasa ini juga sangat dipengaruhi oleh bahasa Thai.

Filipina

Ilustrasi Manila di Filipina. Foto: Richie Chan/Shutterstock
Bahasa Melayu dituturkan oleh minoritas orang Filipina, khususnya di Palawan, Kepulauan Sulu dan sebagian Mindanao. Di sini, bahasa Melayu sebagian besar digunakan dalam bentuk bahasa perdagangan dan kreol, seperti Melayu Sabah.
ADVERTISEMENT
Secara historis, penggunaan bahasa Melayu sebagai lingua franca sebelum penjajahan Spanyol di Filipina dapat ditemukan dalam dokumen tertulis Filipina pertama, Prasasti Laguna Tembaga tahun 900, yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno lokal.

Timor Leste

Suasana pantai di Dili, Timor Leste. Foto: AFP/ADEK BERRY
Saat ini Timor Leste belum resmi menjadi anggota ASEAN.
Petugas kepolisian Vietnam memeriksa dokumen perjalanan resmi pengendara di pos pemeriksaan pada hari pertama perpanjangan lockdown di Hanoi, Vietnam, Senin (6/9/2021). Foto: Stringer/Reuters
Dua bahasa resmi Timor Leste adalah Portugis dan Tetum. Selain itu, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia ditetapkan oleh konstitusi sebagai bahasa kerja.
Secara resmi, bahas pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah Timor Leste adalah bahasa Portugis. Namun, kebanyakan guru, yang berasal dari generasi muda, kurang fasih dalam berbahasa Portugis karena dibesarkan saat Timor Leste masih menjadi bagian dari Indonesia. Realitanya, kebanyakan sekolah di Timor Leste menggunakan campuran bahasa Indonesia, Melayu, dan Tetum.
ADVERTISEMENT

Kamboja dan Vietnam

Suasana kota Hanoi. Foto: Nhac Nguyen/AFP
Chams atau Urang Campa adalah kelompok etnis yang secara mayoritas tersebar di Kamboja dan Vietnam. Generasi tua dari kelompok Melayu Cham hingga kini masih ada yang dapat menuturkan bahasa Melayu. Namun, jumlah penutur Melayu di kedua negara kian menurun.
“Kelompok ini sadar bahwa mereka orang Melayu, tetapi hanya orang tua yang bisa berbahasa Melayu,” jelas Prof Madya Dr Asyaari Muhamad dalam sebuah forum yang bertajuk ‘Melayu yang Hilang: Menelusuri Melayu Champa di Vietnam dan Kamboja’