Djarot: Harga Beras Sampai Daging di DKI Jakarta Relatif Stabil

30 Mei 2017 12:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Barang Bukti Pembagian Sembako di Duri Kepa. (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan saat ini kondisi harga bahan pokok di DKI Jakarta cukup stabil. Tidak ada kenaikan harga bahan pokok yang cukup signifikan.
ADVERTISEMENT
Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan Pemprov DKI Jakarta telah berhasil mengendalikan harga bahan pokok. Salah satu sebabnya karena Pemprov DKI Jakarta memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terus memantau pergerakan harga bahan pokok di Jakarta setiap harinya.
"Jadi kita lakukan bukan hanya operasi pasar, tapi kita punya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sehingga harga bahan pokok di Jakarta yang sekarang kita pantau relatif stabil, terutama kayak beras, gula, terigu, daging dan lain-lain," kata Djarot saat ditemui di Balai Kota, Gambir, Jakarta, Selasa (30/5).
Pada kesempatan tersebut, Djarot juga mengungkapkan dia sudah memiliki cara untuk mengantisipasi apabila ada pedagang yang berniat curang, misalnya dengan menimbun agar bisa mengambil untung banyak. Contohnya pada beras, Pemprov DKI Jakarta sudah bekerja sama dengan Perum Bulog agar mau menggelontorkan beras dengan harga standar ke Food Station atau Pasar Induk Cipinang. Dengan begitu, pedagang beras akan merugi bila menjual beras dengan harga yang lebih tinggi dari Bulog.
ADVERTISEMENT
Plt Gubernur DKI Djarot Saiful Hidaya (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
"Food Station (Pasar Induk Cipinang) juga sekarang berubah kalau dulu hanya sekadar, maaf, kalau dulu sebagian besar hanya untuk nyewa-nyewain gudang kalau sekarang sudah melakukan pembelian dan kerja sama dengan Bulog untuk menstabilkan harga beras dan lainnya," imbuhnya.
Pemprov DKI Jakarta juga telah bekerja sama dengan provinsi lain agar mau menyuplai bahan pangan ke Jakarta. Misalnya Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berkomitmen mengirim sapi hidup guna memenuhi kebutuhan daging sapi ke DKI Jakarta.
"Karena Jakarta kan bukan daerah produsen tapi distibusi. Maka kita kerja sama dengan pemerintah daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat serta Lampung ya, misalnya daging dengan NTT. Dan ini yang kita lakukan selama ini," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bagi keluarga tak mampu yang kesulitan membeli bahan pangan, Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Djarot mengklaim program KJP dapat digunakan untuk membeli bahan pokok.
"Setiap bulan selalu digelar program untuk penjualan atas dasar KJP itu di RPTRA," tuturnya.