Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Djarot: Program Kubu Sebelah Cuma Wacana, Bukan Kerja Nyata
16 Desember 2018 13:01 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristyanto dan Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat mengawali safari politik PDIP hari ketiga dengan sarapan di pendopo kantor Bupati Asahan dan menyambangi Kedai Kreasi Omak di Kisaran, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Djarot menilai, kerajinan tangan masyarakat Kisaran seperti di Kedai Kreasi Omak, adalah bukti dari manfaat dana desa yang diberikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden.
"Dana desa ini bisa membuka lapangan kerja, lapangan kerja yang dibuka dana desa itu pasti padat karya. Dan itulah membuka kesempatan kerja kepada warga desa termasuk emak-emak untuk mendapatkan penghasilan tambahan," kata Djarot di Kisaran, Sumut, Minggu (16/12).
"Di samping dana desa untuk mepercepat pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh desa itu sendiri," imbuh Djarot.
Mantan gubernur DKI itu menuturkan, perbedaan program pemerintahan Jokowi dengan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terletak pada nyata dan tidak nyata. Djarot menjamin program Jokowi tak hanya sekadar wacana.
"Kalau sebelah itu hanya demi elektabilitas saja, ramai-ramai saja, hura-hura. Kalau cuma wacana saja, tidak ada kerja nyata," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Djarot lalu membandingkan Jokowi dengan Sandi untuk masalah turun ke masyarakat, seperti halnya blusukan ke pasar tradisional. Caleg dapil III Sumut itu menyinggung Sandi yang hanya berkunjung tanpa membeli.
"Kalau kita datang ke tempat seperti ini, bukan hanya sekadar diskusi. Tapi juga membeli," tutur Djarot.
"Seperti Pak Sandi itu ke Labuhanbatu, playing victim. Supaya apa? Supaya ratingnya naik," lanjutnya.
Di Kedai Kreasi Omak, Djarot menyerap aspirasi ibu-ibu perajin. Berdasarkan curhatan pemilik kedai, saat ini, kendala mereka masih berkutat pada masalah pengemasan.
"Tadi katanya packaging belum bagus, nanti kita baguskan, kita bantu, seperti itu," tutup Djarot.
Kedai itu dimiliki oleh Ibu Evi. Di dalamnya, dipajang sejumlah produk hasil kerajinan. Ada ulos, keripik kulit pisang, pisang sale, tudung saji, dan berbagai pernak-pernik buatan tangan.
Produsennya adalah para ibu dan remaja putri dari belasan desa di kabupaten itu. Mereka dididik di setiap desa maupun kecamatan yang dibiayai dana desa.
ADVERTISEMENT
Pendamping Kedai Kreasi Omak, Nora, menyebut hampir setiap hari belasan ibu datang untuk ikut pelatihan kreatif. Tujuannya memang memberdayakan ibu rumah tangga agar berproduksi dan bisa membantu suami.
"Lumayan. Kalau rajin berproduksi, sehari bisa dapat Rp 50 ribu. Lumayan menambah belanja rumah," tutur Nora.