Djarot: Sekolah Kadang Tak Tanggung Jawab Ada Tawuran

27 Februari 2017 20:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Wagub Djarot meninjau kondisi SDN 20. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wagub Djarot meninjau kondisi SDN 20. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Tawuran siswa di Pasar Rebo, Jakarta Timur, mengakibatkan satu orang siswa tewas, karena secara brutal dihabisi dengan senjata tajam. Kasus itu menambah daftar tawuran berujung maut di Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat menyebut masalah tawuran memang pelik dan perlu diselesaikan secara bersama. Pemprov atau pihak sekolah tak bisa sendirian menyelesaikan masalah itu.
"Sekolah saja kadang tidak dapat bertanggungjawab ketika ada siswanya yang terlibat tawuran," kata Djarot saat berkunjung ke Kelurahan Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur (27/2).
Namun Djarot memaklumi kondisi tersebut, karena kasus itu tersebut terjadi di luar sekolah dan di luar dari jam sekolah. Djarot menyarankan agar pihak sekolah melakukan evaluasi dan menekankan pada pendidikan karakter.
Selain itu, peran guru Bimbingan Konseling (BK) sangat penting dalam mendeteksi dan melakukan pendekatan terhadap siswanya. Sementara salah satu upaya yang dilakukan Pemprov adalah menyediakan kegiatan di luar sekolah.
ADVERTISEMENT
"Makanya kami konsentrasi membangun pusat kegiatan remaja," ujar Djarot. Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang ada di Jakarta, salah satunya.
Djarot menambahkan, konflik tawuran antar siswa dipicu oleh masalah lain seperti adanya provokasi, ada narkoba yang masuk, dan ada pengalihan isu di kalangan siswa.
Mantan Wali Kota Blitar itu lalu mencontohkan dua sekolahan yang dulunya sering tawuran dan sekarang mulai berkurang. Yaitu SMA 6 dan SMA 70 yang berada di Bulungan. Djarot sudah pernah datang ke sekolahan tersebut, dan kini sudah selesai.
"Dua kali kalau enggak salah," tambahnya.
"Kami buka pagar supaya pola interaksinya gampang, bisa pertukaran guru dan pelajar, pentas seni dan semuanya menyatu," imbuh Djarot.
ADVERTISEMENT