Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Djarot Ungkit Kemenangan Bobby Diwarnai Intimidasi Partai Cokelat-Politik Bansos
28 November 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat bicara soal 'kekalahan' jagoannya Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala di Pilgub Sumut dari Bobby Nasution-Surya. Menurutnya, ada banyak pelanggaran yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Di dalam pilkada menang dan kalah itu adalah hal yang wajar. Persoalannya adalah di dalam memenangkan proses demokrasi dalam negara, apakah kira-kira nilai-nilai demokrasi, norma-norma negara, itu bisa dilaksanakan dengan baik atau tidak," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Berdasarkan quick count final Indikator Politik, Bobby-Surya unggul dengan 62,71 persen suara. Edy-Hasan hanya merengkuh 37,29 persen.
"Apakah di dalam memenangkan pasangan calon tertentu itu juga ada etika moral dalam diri seseorang maupun negara," imbuh dia.
Djarot menegaskan, banyak hal yang tak baik dari kemenangan Bobby di Sumut. Apalagi Bobby merupakan menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
"Kasus di Sumatera Utara itu sangat jelas, kita sendiri berhadapan dengan Mas Bobby Nasution mantu mantan Presiden Jokowi. Maka berbagai macam cara dilakukan untuk bisa-bisa memenangkan Bobby menggunakan faktor kondisi bansos, menggunakan Pj kepada daerah-daerah dan desa," urainya.
ADVERTISEMENT
Kata dia, kader PDIP dan relawan di Sumut sudah merekam berbagai momen dugaan penyalahgunaan kekuasaan. Mereka pun akan melapor ke Bawaslu.
"Teman-teman di Sumatera Utara sudah mengumpulkan bukti-bukti baik itu beberapa bentuk video rekaman kemudian surat menyurat rencananya semua dan melaporkan kepada Bawaslu."
Djarot mencontohkan di Kota Medan, politik bansos sangat kuat. Hal itu juga terjadi di daerah lain.
"Politik bansos misalnya bukan hanya mewakilkan beras nasional atau Bobby Nasution tapi juga secara tersebar merata di beberapa kota," katanya.
Ia juga menyinggung soal adanya intimidasi. Djarot juga membahas peran 'Partai Cokelat'.
"Termasuk juga intimidasi Partai cokelat kepada pemerintah desa di sana untuk dijadikan sebagai tim sukses di dalam pemungutan suara dan ada oknum-oknum di polsek untuk mengamankan suara itu," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
"Saya bertemu dengan beberapa teman di sana termasuk orang-orang desa yang diintimidasi oleh Partai cokelat, saya bilang sebaiknya kalau bicara apa adanya dan mau bersaksi tapi dia takut kenapa? Karena akan dicari-cari dan sudah dicari-cari salahnya terutama di dalam pemerintahan dan anggaran desa," urai Djarot.
Menurutnya, akhirnya para relawan dan kader tak berani melapor. "Semua ini suruh mereka hingga mereka merasa ketakutan. Inilah bentuk intimidasi secara nyata dan dia mengatakan pada saya mohon maaf Pak Djarot saya tidak berani," tuturnya.
Respons Bobby
Bobby sudah menanggapi kemenangannya di quick count. Ia menuturkan pihaknya masih akan terus menunggu real count, yang akan dirampungkan KPU pada 16 Desember.
Bagi Bobby, yang penting saat ini adalah membantu masyarakat Sumut yang dilanda banjir pada Rabu (27/11).
ADVERTISEMENT
“Pertama kali saya sampaikan ada beberapa kab/kota di Sumut yang terkena dampak banjir saya minta kepada kita semua khususnya relawan,” kata Bobby di Rumah Pemenangan Bobby-Surya, Rabu (27/11) malam.
“Masih capek? Capek gak? Kalau untuk masyarakat Sumut gak boleh capek. Untuk itu saya minta tolong masih banyak masyarakat kita kena banjir minta tolong kita ke depannya rasa kemanusiaan kita, kita harus tetap bisa hadir, tetap ada di tengah masyarakat yang terdampak,” sambungnya.