Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Djoko Santoso: Saya Tak Impikan Pemuda Kita Jadi Ojol
23 November 2018 19:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, menilai ucapan capres Prabowo Subianto soal profesi tukang ojek tidak bertujuan untuk merendahkan. Menurutnya, Prabowo hanya merasa prihatin dan ingin anak muda Indonesia mendapat pekerjaan yang lebih layak.
ADVERTISEMENT
"Emangnya ojol profesi bagus? Saya tidak memimpikan bahwa pemuda-pemuda kita (jadi ojol). Enggak memimpikan," kata Djoko di Gedung Djoeang, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/11).
"Saya lebih ingin pemuda-pemuda kita itu jadi dokter, insinyur, ya. Mereka (ojol) hanya bagian dari kapitalisme. Yang punya itu satu dan semaunya dia merintah-merintah," imbuhnya.
Djoko menilai, banyaknya anak muda yang menjadi pengemudi ojek adalah murni kesalahan pemerintah. Menurutnya, pemerintah sudah salah arah dalam mengurus generasi mudanya.
“Emangnya saya senang anak-anak muda jadi ojek gitu. Nggak senang, terus terang saja saya. Saya ingin anak-anak muda itu ada yang jadi tentara, ada yang polisi, ada jadi insinyur. Ojek itu saya lihat di mana, kumpul di mana, sedih saya,” tutup Djoko.
ADVERTISEMENT
Djoko menyebut, Prabowo adalah pribadi berhati bersih, jujur, serta sportif. Meskipun, ia mengakui Prabowo memang kerap melontarkan guyonan yang mungkin agak berbeda.
“Walaupun dia bintang 3, saya siap membantu dia. Itu hubunganya gitu. Dia jujur. Sportif dia. Benar. Kalau mengenai kata-kata biasalah, namanya gurau-gurau, dia biasa di tentara,” tambah mantan Panglima TNI itu.
Meski ucapannya soal profesi tukang ojek sempat menuai protes, Prabowo tetap mendapat dukungan dari komunitas ojek online dan buruh yang tergabung dalam Relawan Rumah Indonesia. Mereka juga tergabung dalam Komite Aksi Transportasi Online (KATO) yang kepengurusannya tersebar di 34 provinsi.