DKI Pakai USG Deteksi Kesehatan Pohon di Monas Sebelum Ditebang

24 Januari 2020 19:52 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara revitalisasi Monas. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara revitalisasi Monas. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI menuai kritikan karena menebang 190 pohon di sisi selatan Monas untuk revitalisasi. Namun, tidak semua pohon ditebang, tapi dipindahkan ke sisi lain Monas.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, Saefullah, mengungkapkan 190 pohon tersebut dipindahkan ke sisi barat dan timur Monas.
"Kemarin memang ada beberapa pohon yang kita kelola. Sekarang pohon itu sudah kita tanam di sisi barat ada 55 pohon, di sisi timurnya ada 30 pohon sudah kita tanam. Jadi kalau ditanya bagaimana rasanya, rasanya sama perasaan saya dan teman-teman tentang pohon ini," jelas Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (24/1).
Sekda DKI Jakarta Saefullah di acara Ground breaking Bioskop Rakyat dan Pasar Teluk Gong Tahap II Perumda Pasar Jaya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sedangkan untuk sisa pohon yang tidak dipindahkan, Saefullah tidak merincinya.
Saefullah kemudian menyinggung soal metode USG sebelum menebang dan memindahkan pohon-pohon tersebut.
"Bahkan sudah ada metode USG, ini istilah kesehatan untuk pohon," tambahnya.
Seseorang terlihat berjalan di sekitar proyek revitalisasi Monas. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Teknologi USG ini tidak jauh seperti yang biasa digunakan untuk melihat bayi di perut ibunya.
ADVERTISEMENT
USG ini berfungsi dalam mendeteksi kondisi pohon untuk mencegah pohon tumbang. USG pohon juga bisa mendeteksi struktur bagian dalam pohon yang mulai rapuh.
Jika ditemukan pohon yang 'sakit' atau kronis setelah dideteksi dengan USG, maka pohon akan dibuang dan diganti.
Foto udara revitalisasi Monas. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lebih lanjut, Saefullah menegaskan untuk revitalisasi Monas, pihaknya tidak menebang pohon secara sembarang. Menurutnya, kawasan Monas nantinya akan tetap hijau. Bahkan, akan membuat ruang terbuka hijau (RTH) bertambah.
"Pada waktunya nanti kita akan mengundang semuanya, bagaimana Pemprov DKI mengelola rasa perikepohonan. Bagaimana kita ini menyayangi pohon, karena dia makhluk hidup juga yang harus kita sayangi dan pelihara," ungkap Sefullah.
"Nanti teman-teman merasakan empati kita kepada pohon. Tunggu waktunya. Nanti di sisi Selatan," tutupnya.
ADVERTISEMENT