Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
DMI Kembali Bagikan Bantuan Pangan Darurat untuk Warga Gaza Utara
20 April 2025 8:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Relawan Dewan Masjid Indonesia (DMI) kembali membagikan bantuan pangan darurat, berupa makanan siap saji kepada 5.000 pengungsi di Al Daraj dan Shuja'iyya, Gaza Utara, pada Jumat (18/4). Ini adalah bantuan pangan darurat DMI yang rutin dibagikan untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
Makanan ini merupakan makanan pokok masyarakat lokal Gaza, yang bahan-bahannya mudah didapat di sekitar kawasan itu.
"Sebab untuk memberikan makanan bergizi lainnya, sangat susah didapatkan bahan bakunya mengingat jalur masuk perbatasan Mesir dengan Gaza masih diblokade oleh Tentara Israel (IDF) sejak pertengahan Maret 2025," kata DMI lewat keterangan resminya, Minggu (20/4).
Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla (JK), menjelaskan bahwa mereka berhasil menggalang dana sebesar 100.000 US Dolar. Dana ini terkumpul dari masyarakat Indonesia, melalui kotak amal yang disebar di seluruh masjid di Indonesia.
Lalu, dana itu telah dikirim ke mitra lokal DMI di Gaza, untuk mendukung program pangan darurat.
"Program ini akan dipantau terus perkembangannya, sampai betul-betul blokade distribusi pangan telah dibuka oleh pihak Israel," kata DMI.
ADVERTISEMENT
Pihak Israel kembali melancarkan agresi militer ke jalur Gaza, pada Maret 2025, untuk menekan kelompok-kelompok perlawanan di sana menghentikan aksinya dan menyetujui proposal perdamaian yang diajukan oleh Pihak Israel. Namun Hamas, menolak menyetujui dan menandatangani salah satu poin dari proposal yang diajukan Israel, yaitu pelucutan senjata kelompok-kelompok perlawanan Palestina.
Akibatnya, Pihak Israel tetap menutup akses bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Diperkirakan sekitar 2 juta warga Palestina sepanjang Jalur Gaza, terancam kelaparan. Mereka sampai saat ini masih bertahan di Kamp-Kamp Pengungsian dan di antara reruntuhan bangunan milik mereka yang masih bisa digunakan berteduh.