Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Doa JD Vance Jadi Wapres AS Mengalir dari Desa Leluhur Sang Istri di India
24 Juli 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Setiap hari, seorang pendeta Hindu Subhramanya Sharma mengaku berdoa di kuil desa India agar JD Vance menjadi wakil presiden Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Donald Trump memilih JD Vance sebagai cawapres pada konvensi Partai Republik hari pertama, Senin (15/7).
Sambil membungkuk di hadapan patung Dewa Sai Baba, pendeta tersebut memohon berkah bagi politikus Partai Republik dan istrinya, Usha Chilukuri.
Vadluru merupakan desa tepi kanal di pedesaan Andhra Pradesh. Desa ini adalah rumah leluhur Usha.
“Kami memberkatinya,” kata pendeta yang kuilnya pernah menjadi milik keluarga Usha, suku Chilukuri.
“Dia harus mendapatkan posisi yang lebih tinggi dalam hidupnya. Kami para pendeta memanjatkan doa khusus untuk Usha dan suaminya,” tambahnya, seperti dikutip dari AFP.
Kakek buyut Usha pindah dari Vadluru, tetapi nenek moyangnya masih dihormati di desa tersebut sebagai orang yang berprestasi akademis dan fasih dalam kitab suci Hindu.
ADVERTISEMENT
Ayah Usha, Chilukuri Radhakrishnan, adalah seorang doktor. Ia dibesarkan di Chennai dan melanjutkan studi di Amerika Serikat. Dia kembali ke India sebelum akhirnya pindah lagi ke AS, dan Usha dibesarkan di pinggiran kota San Diego.
Usha bertemu Vance di Yale Law School, pasangan itu menikah pada 2014 dan memiliki tiga anak.
Meski demikian, Istri Vance belum pernah mengunjungi desa tersebut, pendeta mengatakan ayahnya terakhir kali datang sekitar tiga tahun lalu dan memeriksa kondisi kuil.
Usha adalah seorang penganut agama Hindu. Ia mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa keyakinan tersebut membuat ibu dan ayahnya menjadi "orang tua yang baik, orang yang sangat baik".
Penduduk desa kini mengikuti kampanye pasangan tersebut melalui platform media sosial YouTube dan Facebook.
ADVERTISEMENT
“Kami merasa sangat senang dan bangga,” kata seorang warga, Venkata Ramanayya (70), seperti dikutip dari AFP.
Menurut salah seorang kerabat, Usha harus menggunakan posisi dan pengetahuan hukumnya untuk menghentikan eksploitasi orang India ke AS.
“Mereka bisa bersekolah, bisa mengikuti pelatihan, semua itu bisa mereka lakukan tapi ada batasannya. Mereka harus tinggal di sana untuk jangka waktu tertentu dan kembali lagi,” tutur sang kerabat, Santhamma, kepada AFP.
Ia yakin Usha memiliki kehidupan yang berat, meski telah menikah dengan "orang hebat".
“Menjadi istri orang hebat adalah sebuah keberuntungan, namun mengambil politik sebagai subjeknya adalah hal yang sangat sulit,” tambahnya.