Dokter di Bali Picu Penyebaran Corona, Klungkung Jadi Zona Merah

3 Juli 2020 16:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pecalang atau petugas keamanan adat Bali memeriksa sejumlah warga yang melintas di Tabanan, Bali, Kamis (26/3). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
zoom-in-whitePerbesar
Pecalang atau petugas keamanan adat Bali memeriksa sejumlah warga yang melintas di Tabanan, Bali, Kamis (26/3). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
ADVERTISEMENT
Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional mencatat ada 3 wilayah zona merah di Bali. Yakni, Kota Denpasar, Bangli dan Karangasem.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, wilayah zona merah di Pulau Bali telah berubah. Saat ini, zona merah COVID-19 berada di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Klungkung. Sementara itu, Kabupaten Tabanan, Jembrana, Gianyar, Bangli dan Karangasem masih terkendali.
"Kalau dulu iya, sekarang udah enggak lagi. Sekarang yang merah itu Denpasar, Klungkung, dan Badung," Kata Koster di Kantor Gubernur Bali, Jumat (3/7).
Dihubungi terpisah, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan, zona merah disebabkan adanya penularan virus corona yang bersumber dari seorang dokter RSUD Klungkung dinyatakan positif virus corona yang sempat berkunjung ke Pasar Galiran, Klungkung, Juni 2020 lalu.
Pecalang atau petugas keamanan adat Bali melakukan pengawasan terkait pencegahan virus corona. Foto: Antara/Fikri Yusuf
Tim Dinas Kesehatan lalu melakukan penelusuran kontak di Pasar Galiran. Lebih dari 13 pedagang dinyatakan positif virus corona. Selanjutnya, dilakukan rapid test massal dan tes swab metode PCR. Ada sekitar 3.700 orang yang dirapid test, termasuk pedagang, pengunjung dan keluarga mereka.
ADVERTISEMENT
Saat ini ada 166 orang dinyatakan positif, 101 dirawat dan 65 orang sembuh dari COVID-19 di Klungkung. Sebagian besar pasien terpapar virus corona merupakan kategori orang tanpa gejala (OTG).
Suwirta mengatakan, penelusuran kontak atas klaster pasar ini telah selesai. Pasar telah ditutup selama 3 hari dan dibersihkan dengan disinfektan. Dia juga yakin kasus corona telah dapat dikendalikan.
"Jadi intinya bersumber dari satu orang kemudian kita ketemukan di pasar lebih dari 13 positif sehingga kita melakukan tracing total di pasar. Karena kita aktif melakukan tracing makanya banyak (kasus positif). Saya yakin, kita tinggal rawat dan nanti secara otomatis dia (penyebaran corona) turun," kata dia.
Sementara itu, Jubir Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Badung Gusti Ngurah Jaya Putra mengatakan, zona merah disebabkan adanya sejumlah pedagang asal Kabupaten Badung terinfeksi dari pasar Kumbasari di Kota Denpasar, pertengahan Juni 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pedagang ini diduga menulari keluarga dan tetangga mereka. Ada sekitar lebih dari 1.800 warga yang telah dirapid test dan menjalani karantina di rumah masih-masing atas kasus ini. Dia mengatakan, penelusuran kontak dan proses rapid test masih terus dilakukan.
Saat ini, ada 200 orang positif di Kabupaten Badung. Terdiri dari 74 masih dirawat dan 124 sembuh dan 2 orang meninggal.
"Kita di Badung langsung melakukan rapid test di beberapa lokasi mulai dari Desa Werdibuana, Jayapati, Dharmasaba, Abianbasil, hari ini juga masih kita lakukan di wilayah Dharmasaba karena betul berbatasan dengan kota Denpasar,"kata dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Denpasar Dewa Gede Rai mengatakan, di Kota Denpasar ada tiga pasar jadi klaster penularan virus corona, Yakni Pasar Kumbasari, Pasar Badung dan Pasar Gunung Agung.
ADVERTISEMENT
Awalnya seorang pedang ikan terpapar virus corona di Pasar Kumbasari dan menular ke pedagang lainnya. Bahkan, penularan meluas ke pengunjung, keluarga pedagang dan pengunjung hingga ke para tetangga pedagang dan pengunjung.
"Menyebar ke tetangga dan keluarganya. diperkirakan sudah menulari 100 orang lebih," kata dia, Rabu (1/7) kemarin.
Saat ini, ada 630 orang dinyatakan positif, di Kota Denpasar. Diantaranya 224 orang sembuh, 395 masih dirawat dan 11 orang meninggal.