Dokter di Jambi Dituduh Maling dan Dikejar Warga-Polisi, Tewas Usai Tabrak Rumah

2 April 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecelakaan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecelakaan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang dokter muda bernama Dwi Fatimahyen (29) tewas setelah menabrak tiang listrik dan rumah di Jalan Lintas Jambi-Riau, Sekernan, Muaro Jambi, Jumat (29/3) pukul 23.53 WIB. Kecelakaan ini terjadi karena korban panik setelah dituduh mencuri hingga dikejar warga dan polisi.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah video pengejaran korban, terlihat mobil korban yang tampak ringsek usai menabrak tiang listrik dan rumah warga. Korban bahkan terlempar hingga ke luar dan tewas di lokasi kejadian. Saat itu korban mengendarai mobil Ayla.
Menurut sepupu korban, Erwin, di hari kejadian korban sempat berpamitan pada orang tuanya sekitar pukul 14.00 WIB. Ia meminta izin memakai mobil orang tuanya untuk mencari calon lokasi klinik kecantikan yang akan dia bangun.
"Kebetulan beliau sudah punya klinik kecantikan di dekat Masjid Seribu Tiang. Di Sengeti, Muaro Jambi juga ada kliniknya. Terus beliau mau buka usaha lagi di daerah Sebapo," tutur Erwin di Jambi, Selasa (2/4).
Malam harinya, korban menelepon orang tuanya dalam kondisi panik. Ia mengaku ada tiga orang asing yang membuntutinya. Erwin kemudian menirukan percakapan antara korban dengan orang tuanya tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat itu, menurut Erwin, Dwi mengikuti saran ayahnya dan melaju dengan kecepatan tinggi. Namun ia malah dikejar dengan motor dan diteriaki maling.
"Ketika itu juga ada aparat polisi yang mendengar teriakan maling dari orang yang mengejar tadi. Si korban ini orangnya cepat cemas. Kalau kondisi seperti itu, ia cemas, gugup, dan kagetan. Semakin dikejar oleh warga dan aparat, semakin ngebut dia bawa mobilnya," ungkap Erwin.
Meski demikian, ia mengatakan pihaknya belum berencana mengambil langkah secara hukum. Kedua orang tua korban masih syok dan belum bisa diajak berbicara soal ini.
ADVERTISEMENT
"Beberapa hari ini keluarga korban sangat syok. Saya belum bisa berkomunikasi terkait upaya hukum ke depannya. Tapi insyaAllah beberapa hari lagi ada jawaban," ujar Erwin.

Tabrak Rumah Usai Dituduh Maling

Dwi yang melaju dengan kecepatan tinggi itu lalu kehilangan kendali setelah menghindari pengendara lain. Ia mengalami kecelakaan tunggal dan menabrak tiang listrik dan rumah warga hingga tewas seketika.
“Tidak terkendali lagi. Sehingga terjadilah kecelakaan di Desa Sakernan,” tutur Erwin.

Dituduh Maling dan Tabrak Lari

Selain dituduh maling, korban rupanya juga dituduh melakukan tabrak lari. Erwin mengatakan, keluarga korban keberatan dengan tuduhan tersebut karena mobil yang dikendarai korban adalah milik orang tuanya dan memiliki surat-surat lengkap
“Keluarga korban, orang tua korban, sudah mengikhlaskan kepergiannya. Cuma yang menjadi beban ialah kepergian beliau itu caranya difitnah telah melakukan pencurian mobil. Mobil yang ia bawa ialah mobilnya sendiri dari orang tuanya,” kata Erwin.
ADVERTISEMENT
Keluarga korban juga merasa terpukul dengan tuduhan tabrak lari. Mereka meminta agar orang yang melayangkan tuduhan tersebut segera memberikan klarifikasi.
“Dapat info juga dari masyarakat, beliau ini dikejar karena tabrak lari. Itu juga tidak benar. Jika benar beliau melakukan tabrak lari, siapa korbannya? Kalau tidak bisa membuktikan tolong klarifikasi bahwa tuduhan itu tidak benar supaya nama baik beliau itu pulih lagi. Apalagi mengingat beliau sudah meninggal dunia,” kata Erwin.

Dikejar dengan Sirine dan Tembakan Peringatan

Kapolres Muaro Jambi, AKBP Wahyu Bram, membenarkan saat kejadian memang ada petugas patroli kamtibmas yang mendengar teriakan maling dari warga dengan tiga motor yang mengejar korban. Saat itu polisi mengejar korban juga karena korban mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi di jalan kampung.
ADVERTISEMENT
"Yang bersangkutan ini dari arah SPN itu ngebut menuju arah Kota Jambi melewati anggota yang sedang tugas sampai ada tiga motor yang mengejar. Satu sisi karena ngebut, tidak mungkin polisi membiarkan saja," kata Wahyu.
Wahyu menuturkan, polisi yang mengejar korban menggunakan mobil polantas yang dilengkapi sirine, namun korban tak kunjung berhenti atau melambatkan laju kendaraan. Polisi pun berupaya menghentikan mobil tersebut karena dikhawatirkan membahayakan pengendara lain sehingga terjadi kejar-kejaran hingga wilayah Sekernan, Muaro Jambi.
"Bahkan [sudah diberi] tembakan peringatan juga tidak mau berhenti. Sehingga saat di jalan itu ya, sudah berurusan dengan polisi. Saat mengejar mobil itu, yang motor tadi, dua motor sudah tidak ada. Tapi kita tetap kejar karena membahayakan di jalan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya sampai di TKP di Jalan Lintas Jambi-Riau, korban mengalami kecelakaan setelah menghindari pengendara lainnya. Ia pun menyesali tindakan korban yang menolak berhenti saat diberi peringatan oleh polisi, padahal polisi yang mengejar menggunakan mobil patroli dan beratribut lengkap kepolisian.