Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Dokter di RS di Malang Diduga Lecehkan Pasien Perempuan di Kamar VIP
17 April 2025 19:58 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Seorang dokter di rumah sakit Persada Hospital Kota Malang, berinisial AYP, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya, perempuan berusia 31 tahun.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi tiga tahun lalu, tepatnya bulan September 2022, saat korban masih berusia 28 tahun, di kamar VIP RS tersebut.
Kuasa hukum korban, Satria Marwan, menceritakan peristiwa itu bermula saat korban sedang berlibur ke Kota Malang. Korban merupakan warga Bandung, Jawa Barat.
Sesampainya di Malang, kondisi badan korban kurang fit atau sedang sakit. Akhirnya, korban mencari lewat internet rumah sakit terbaik di Kota Malang dan diarahkan ke Persada Hospital yang ada di wilayah Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
"Pertama kali dia datang ke Persada itu tanggal 26 September 2022. Tapi dia itu tidak bermalam, tidak rawat inap. Di situ dia pertama kali bertemu dengan dokter ini," kata Satria, Kamis (17/4).
ADVERTISEMENT
Dalam pemeriksaan itu, korban didiagnosis mengalami sinusitis dan vertigo. Ia kemudian melakukan pemeriksaan rontgen, namun hasilnya tak langsung keluar.
Pelaku kemudian mengarahkan korban ke bagian meja perawat dan mengarahkan korban untuk memberikan nomor WhatsApp-nya.
"Dengan alasan supaya kalau ada info apa-apa dari rumah sakit langsung dikontak," ucapnya.
Lantaran kondisi yang tak kunjung membaik, korban memutuskan untuk kembali ke rumah sakit pada keesokan harinya tanggal 27 September 2022. Korban lalu menjalani observasi dan diarahkan untuk rawat inap.
Pada tanggal 28 September 2022, pelaku tiba-tiba masuk ke ruang inap korban dengan alasan akan memeriksa kondisinya. Kata korban, pelaku ketika itu membawa stetoskop.
"Padahal waktu itu bukan jadwalnya dia yang bertanggung jawab menangani pasien. Dan lagian sebenarnya si korban sudah ada dokter yang menangani dan dokter AYP hanya dokter jaga," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pelaku tiba-tiba menutup tirai kamar inap korban dan mulai memeriksanya. Pelaku lalu meminta korban untuk membuka kancing bajunya.
"Awalnya korban buka sedikit aja karena korban merasa tidak biasanya kan periksa stetoskop buka baju kan enggak umum," ungkapnya.
Di situlah pelaku melakukan aksinya yang membuat korban merasa risih. Tak lama kemudian, pelaku tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dengan alasan ada yang menghubunginya.
"Habis itu si AYP periksa daerah dada itu lama banget, naruh stetoskopnya itu lama sekali kira-kira 5 menitan di dada kanan kiri," ujarnya.
"Terus tiba-tiba dia mengeluarkan handphone yang waktu ditanya sama korban katanya dia sedang balas chat WA. Tapi korban waktu itu sangat yakin pelaku sedang mengambil gambar karena itu kelihatan kayak menyorot," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, korban berbalik membelakangi pelaku dan mengatakan ingin istirahat tidur.
"Dari situ korban langsung tutup baju dan membelakangi dokter dengan alasan mau tidur. Tapi si dokter itu masih di ruangan itu kira-kira satu jam lah," katanya.
Keesokan harinya, korban diperbolehkan untuk pulang dan pelaku tetap terus menghubungi korban melalui WhatsApp.
"Besoknya sudah boleh pulang tetap di-spam chat sama AYP. Sampai akhirnya korban ini bilang ke temannya untuk supaya jangan ganggu korban lagi. Jadi seolah-olah temannya yang disuruh kayak jadi cowoknya. Dari sana sudah stop tidak ada komunikasi lagi sampai hari ini," ujarnya.
Atas kejadian itu, korban yang didampingi kuasa hukumnya berencana akan melaporkan pelaku ke polisi. Laporan itu akan dilayangkan pada pekan ini ke Polresta Malang Kota.
ADVERTISEMENT
"Kita mau lapor polisi. Antara Jumat atau Sabtu. Saya nunggu korban sampai Malang dulu. Pasal 6 undang-undang TPKS (pasal yang akan dimasukkan dalam pelaporan)," ungkapnya.
Satria menyampaikan, bukti yang sedang dikumpulkan di antaranya percakapan WhatsApp antara korban dengan pelaku.
"Korban ini baru berani speak up karena adanya banyak faktor, salah satunya trauma dan merasa takut," ujarnya.
Respons pihak rumah sakit
Supervisor Humas Persada Hospital Malang, Sylvia Kitty Simanungkalit, membenarkan bahwa AYP merupakan salah satu dokter di Persada Hospital, Kota Malang.
Saat ini, dokter tersebut telah dinonaktifkan sambil menunggu proses investigasi internal yang berjalan dari pihak Persada Hospital.
"Kami dari Persada Hospital menolak tegas segala bentuk pelanggaran etik, termasuk membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri kasus ini secara menyeluruh. Apabila terbukti bersalah, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku," kata Sylvia.
ADVERTISEMENT