Dokter Diani Resign dari RS Medistra Dua Hari setelah Protes Pembatasan Jilbab

3 September 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
.Dr. dr. Diani Kartini, SpB., Subsp.Onk(K) Foto: Dok Instagram @diani_kartini
zoom-in-whitePerbesar
.Dr. dr. Diani Kartini, SpB., Subsp.Onk(K) Foto: Dok Instagram @diani_kartini
ADVERTISEMENT
Dr. dr. Diani Kartini, SpB., Subsp.Onk(K) memutuskan resign dari RS Medistra — RS bertaraf internasional yang terletak di Jalan Gatot Subroto Jakarta — usai membuat surat protes soal pembatasan penggunaan jilbab kepada perawat dan dokter umum.
ADVERTISEMENT
Pembatasan ini diketahui Diani saat ada dokter umum yang mendaftar ke RS Medistra dalam proses interview ditanya apakah bersedia lepas jilbab jika diterima di sana. Menurutnya pertanyaan soal bersedia atau tidak melepas jilbab, adalah pertanyaan yang tak perlu.
Apalagi soal pembatasan ini, katanya, hanya berlaku untuk dokter umum dan perawat. Tidak berlaku untuk dia dan rekannya sesama dokter spesialis.
"Menurut saya nggak fair, ya, masih era sekarang kok menyebut (RS bertaraf) internasional tapi masih seperti itu. Pertanyaan yang dengan ringannya diucapkan," kata Diana kepada kumparan, Selasa (3/9).
Dokter yang praktik di RSCM dan RSPI itu menulis surat protes pada Kamis, 29 Agustus 2024. Dia mengajukan pengunduran diri dua hari setelahnya. Sebab selama dua hari itu, dia masih ada pasien yang harus ditangani.
ADVERTISEMENT
"Karena Jumat, Sabtu [tanggal 30-31 Agustus], saya masih ada tanggung jawab operasi pasien. Jadi saya tanggung jawab ke pasiennya, selesai. Terakhir saya operasi di hari Sabtu, saya langsung mundur," ujar Diani yang bekerja di Medistra 14 tahun.
"Kebetulan hari Sabtu itu pasien saya terakhir di situ adalah perawat di Medistra. Saya selesaikan tugas saya, langsung saya pagi itu juga saya pamit," tambah Diani yang pernah studi di UNS, UGM, dan UI ini.
RS Medistra Jakarta di Jalan Gatot Subroto Foto: Facebook RS Medistra
Menurut Diani, setelah dirinya menulis dan memberikan surat tersebut kepada manajemen, pihak RS Medistra berusaha menemuinya.
Namun karena dia sedang praktik, sehingga belum ada pertemuan antara dirinya dengan pihak manajemen RS Medistra.
"Cuma karena saya belum bisa ketemu, karena saya kan lagi ada pasien. Tapi saya juga pamit juga ke beliaunya (Dirut rumah sakit). Sudah pamit, saya sudah pamit ke mereka juga. Jadi sudah menurut saya sudah cukup lah saya di situ," ucapnya.
ADVERTISEMENT

Surat Dokter Diani Kartini Viral

Sebelumnya, dugaan pembatasan memakai jilbab kepada pegawai di RS Medistra terungkap,usai surat yang ditulis oleh Dr. Diani Kartini, SpB., Subsp.Onk(K) kepada Manajemen Rumah Sakit Medistra viral di media sosial.
Dalam surat itu, dokter Diani mempertanyakan kebijakan rumah sakit yang mempertanyakan soal jilbab saat pihak RS melakukan wawancara kepada pegawainya. Pertanyaan dalam wawancara terhadap tenaga medis itu adalah apakah bersedia membuka hijabnya jika diterima untuk bekerja di rumah sakit tersebut.
Surat Dr. dr. Diani Kartini untuk RS Medistra terkait dugaan pembatasan hijab, 29 Agustus 2024. Foto: Dok: Istimewa
RS Medistra meminta maaf atas pertanyaan tentang jilbab itu. Mereka juga membuat klarifikasi yang berbunyi sbb:
Pernyataan RS Medistra tentang pembatasan hijab, September 2024. Foto: Instagram RS Medistra

Profil Diani Kartini

Berikut sekilas profil Diani Kartini, dikutip dari situs Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI):
Dr. dr. Diani Kartini, SpB(K)Onk menamatkan pendidikan dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, pada tahun 2000 dan pendidikan spesialis bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 2006.
ADVERTISEMENT
Diani kemudian menyelesaikan pendidikan Subspesialis pada tahun 2009 dan pendidikan doktor pada tahun 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Diani merupakan Dokter Pendidik Klinis di Program Studi Ilmu Bedah FKUI dengan jabatan fungsional saat ini adalah Lektor. Diani pakar dalam bidang bedah onkologi dan tercatat sebagai staf di Divisi Bedah Onkologi, Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM.