Dokter G Bantah Suntik Vaksin Kosong ke Anak SD di Medan: Tudingan Menyesatkan

24 Januari 2022 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dokter G (kanan): Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
dokter G (kanan): Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dokter G, vaksinator yang sempat ramai diperbincangkan karena isu penyuntikan vaksin kosong ke anak SD di Medan, membuat pengakuan baru.
ADVERTISEMENT
Dia membantah semua isu yang berkembang soal penyuntikan vaksin kosong. Dia menegaskan apa yang dia suntikkan adalah benar-benar vaksin.
“Terhadap tudingan saya menyuntikkan vaksin kosong adalah tudingan yang menyesatkan dan saya bertanggung jawab dan meyakini dengan sungguh-sungguh, sesuai sumpah profesi saya, bahwa saya yakini suntikan yang saya berikan adalah berisi vaksin, yang telah diisi oleh sejawat saya,” ujar G dalam keterangan tertulis, Senin (24/1).
Dokter G juga menjelaskan sebelum video itu viral, Kamis (20/1), sehari setelah vaksinasi yakni Selasa (18/1) pukul 17.00 WIB, pihak keluarga dan dia sudah dimediasi oleh kepolisian di ruang rapat sekolah SD Wahidin.
Kegiatan itu dihadiri oleh kepala sekolah dan guru-guru SD Wahidin. Mediasi dipimpin oleh Kapolsek Medan Labuhan Kompol Mustafa Nasution.
ADVERTISEMENT
“Telah diberikan penjelasan dan pemahaman bahwa apa yang saya suntikkan benar adalah suntikan yang telah berisi vaksin yang telah diisi oleh perawat W ke dalam spuit. Namun apabila pihak keluarga masih belum yakin, dapat diberikan suntikan ulang kembali,” ujar G.
Kata G, pada saat mediasi, pihak keluarga menolak untuk disuntik kembali karena merasa suntikan dokter G sudah sesuai prosedur.
“Jadi tidak diperlukan lagi suntikan ulang. Dan keluarga menerima penjelasan dan klarifikasi (itu),” ujarnya.
Kronologi Video Viral Menurut G
G mengatakan awal mula dia menjadi vaksinator di SD Wahidin bermula informasi yang disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Rudi Sambas, di grup whatsapp pada Sabtu (15/1).
Saat itu sedang dibutuhkan tenaga dokter vaksinator untuk memberikan pelayanan vaksin di Medan Labuhan yang diselenggarakan oleh Polsek Medan Labuhan bekerja sama dengan SD Wahidin dan RSU Delima Martubung.
ADVERTISEMENT
“Atas informasi tersebut, saya dan beberapa teman sejawat saya, menyatakan berkeinginan untuk menyukseskan, memberikan pelayanan vaksin bagi anak-anak,” katanya.
Menurut dokter G, vaksin yang digunakan bersumber dari Polres Medan Labuhan bermerek Sinovac begitu juga spuit (jarum suntik). Selama pelayanan suasana begitu ramai, ada 460 siswa yang harus divaksin.
Mereka juga didampingi oleh orang tua dan wali masing-masing.
“Sehingga saya tidak mengetahui dan tidak sadar selama pelayanan ada pihak yang mengambil gambar atau merekam. Hal ini tidak saya permasalahkan karena sifatnya untuk dokumentasi, kenang-kenangan,” ujarnya.
Lalu, ungkap G, untuk mempercepat pelayanan vaksinasi, dia berbagi tugas dengan perawat inisial W. Dia yang menyuntik, sedangkan W memasukkan vaksin dalam spuit yang sudah disediakan.
ADVERTISEMENT
“Selama pelayanan penyuntikan vaksin sesuai yang terlihat dalam video yang beredar, saya mengambil spuit 0,5 CC yang berada di sisi kanan belakang saya dan saya yakini bahwa spuit itu sudah diisi/terisi vaksin yang dimasukkan oleh perawat W yang posisinya, berada di belakang saya,” ujarnya.
Dokter G telah muncul dalam jumpa pers di Mapolres Belawan pada Jumat (21/1). Namun, dia tak banyak bicara kecuali meminta maaf atas kesilapan yang terjadi.
“Kepada pihak Polri, kepada masyarakat, kepada IDI Sumut, dan IDI Medan, saya mohon maaf atas kesilapan yang saya perbuat ini,” ujarnya.
Kasus Diambil Alih Polda Sumut
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan kasus ini ditangani Polda Sumut. Sebelumnya ditangani oleh Polres Pelabuhan Belawan.
ADVERTISEMENT
"Proses penyidikannya ditarik ke Polda. Ditreksrimum dan Krimsus yang akan mendalami lebih jauh," ujarnya.
Sejauh ini, kata Hadi, polisi masih mendalami dugaan vaksin kosong itu. Ada 13 orang saksi yang diperiksa terkait kasus ini dan dua di antarannya diduga korban suntikan vaksin kosong.