Dokter IDI yang Meninggal karena Corona Sempat Rawat Menhub Budi Karya

4 April 2020 13:57 WIB
clock
Diperbarui 27 April 2020 13:01 WIB
Ucapan belasungkawa dari IDI untuk dokter yang meninggal karena menangani pasien corona. Foto: Instagram/@ikatandokterindonesia
zoom-in-whitePerbesar
Ucapan belasungkawa dari IDI untuk dokter yang meninggal karena menangani pasien corona. Foto: Instagram/@ikatandokterindonesia
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali berduka setelah tiga dokter dinyatakan meninggal dunia karena terinfeksi virus corona SAR-CoV-2. Salah satunya ialah dr. Ketty Herawati Sultana.
ADVERTISEMENT
Ia merupakan dokter yang sempat turut merawat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di RS Medistra, Jakarta Selatan.
Menhub diketahui menderita COVID-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Budi kemudian dirujuk ke RSUD Gatot Subroto dan hingga kini menjalani perawatan di sana.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi memberikan sambutan pada acara Market Sounding Proyek KPBU Pembangunan Bandar Udara Singkawang, Kalimantan Barat, di BKPM, Jakarta selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Humas IDI, dr. Halik Malik mengucapkan bela sungkawa atas kepulangan rekan sejawatnya itu. Ia mengungkapkan dr. Ketty merupakan dokter umum yang bertugas di RS Medistra.
"Sehari-harinya beliau dokter umum di perawatan RS Medistra itu termasuk ikut merawat Menhub Budi Karya sebelum dirujuk ke RSPAD. Jadi sehari-harinya bekerja di RS Medistra," kata Halik saat dikonfirmasi, Sabtu (4/4).
Sepengetahuan Halik, dr. Ketty telah menjalani perawatan selama 7 hari. Namun, kondisinya terus menurun hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut Halik, dr. Ketty sudah sempat tes swab dan hasilnya ia positif COVID-19.
Selain dokter Ketty, dua dokter lainnya yang diumumkan meninggal dunia oleh IDI ialah dr. Bernedette Albertine anggota IDI cabang Makassar dan dr. Lukman Shebubakar anggota IDI cabang Jakarta Selatan.
Ucapan belasungkawa dari IDI untuk dokter yang meninggal karena menangani pasien corona. Foto: Instagram/@ikatandokterindonesia
Mereka berdua berstatus PDP. Halik menyebut dr. Bernedette belum sempat dilakukan swab. Sementara untuk dr. Lukman, sempat dirawat dua minggu namun belum ada yang menyampaikan status hasil laboratoriumnya.
"Saya rasa kalau di Primer kemudian dirujuk ke RS Persahabatan dengan masa rawat panjang sudah di-swab. Cuma kami belum menerima hasil swab-nya. Jadi sekali lagi untuk konfirmasi tes swab-nya itu datanya di pemerintah dari Dinkes diberikan ke rumah sakit. Jadi tidak semua sejawat bahkan keluarga tahu," kata Halik.
ADVERTISEMENT
Kabar duka ketiga dokter tersebut menambah jumlah kematian tenaga medis akibat virus corona. Setidaknya IDI mencatat 16 anggotanya meninggal dunia, baik yang berstatus PDP maupun positif COVID-19.
******************************************
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!