Dokumen AS jadi Momentum untuk Ungkap Fakta Peristiwa 1965

20 Oktober 2017 16:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Usman Hamid, Direktur Amnesty Inter Indonesia (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Usman Hamid, Direktur Amnesty Inter Indonesia (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dokumen telegram rahasia Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia tahun 1965 diungkapkan ke publik oleh National Security Archieve (NSA). Dibukanya dokumen itu diharapkan dapat menjadi sebuah momentum untuk mencari tahu fakta apa yang pernah terjadi di tahun 1965.
ADVERTISEMENT
"Pembukaan dokumen 1965 yang dibuka oleh Amerika dapat menjadi momen baru bagi pemerintah Indonesia dalam membuka kembali rentetan peristiwa pembunuhan 1965-1966, setelah sekian puluh tahun mengalami kendala besar," ujar Usman Hamid, Direktur Amnesti Internasional Indonesia dalam diskusi bertajuk 'Pembukaan Dokumen Peristiwa 65 dan Upaya Pengungkapan Sejarah' di kantor Amnesti Internasional Indonesia, Menteng, Jakarta, Jumat (20/10).
Usman mengatakan, usaha untuk mengungkap fakta di balik peristiwa 1965, selama ini kerap mendapat sejumlah halangan. Mulai dari pembatalan sejumlah diskusi, hingga gagalnya simposium nasional tentang pengungkapan fakta di balik peristiwa 1965.
"Tadi pagi, oleh mabes sempat diinterogasi ditanya acara apa ini, siapa pembicaraya dan siapa audiensinya," kata Usman. Beruntung diskusi tersebut dapat berlangsung dengan lancar.
ADVERTISEMENT
Halangan juga dirasakan ketika sejumlah pihak berusaha menggali lebih dalam tentang fakta di balik peristiwa bersejarah tersebut.
"Sempat ditindaklanjuti untuk mencari kuburan massal kemudian usaha lain datang dari Komnas HAM, Komnas telah melakukan penyelidikan. Dan usaha itu telah selesai dan diserahkan kepada Jaksa Agung dan pemerintah, tetapi belum ada tindakan lanjut dari mereka sampai sekarang," jelasnya.
Menurutnya dokumen 65 milik AS ini sangat penting untuk menambah informasi bagi Indonesia sebagai bahan penyelidikan mengenai gambaran peristiwa 1965. Siapa saja yang terlibat, bagaimana campur tangan AS dalam peristiwa 1965..
"Ini juga merupakan momentum untuk mencari keadilan bagi keluarga korban. Data-data ini dapat dijadikan pembanding dengan data-data yang sudah ada sebelumnya. Kajian sejarah dari akademisi juga dapat digunakan," ucap Usman.
ADVERTISEMENT