Donald Trump dan Putra Mahkota Saudi Bahas Ancaman Houthi di Yaman

22 Maret 2018 12:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump bertemu Mohamed bin Salman (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump bertemu Mohamed bin Salman (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) tidak hanya membahas perkara investasi dan kerja sama dagang, melainkan juga keamanan, pada Selasa lalu. Salah satu yang dibahas dalam pertemuan keduanya adalah masalah keamanan di Yaman dan ancaman Iran.
ADVERTISEMENT
"Untuk Yaman, Presiden dan Putra Mahkota membahas ancaman Houthi di kawasan, yang dibantu oleh Korps Garda Revolusi Iran," ujar pernyataan Gedung Putih yang dirilis pada Rabu, (21/3), seperti dikutip dari Reuters.
"Kedua pemimpin membicarakan langkah tambahan untuk mengatasi situasi kemanusiaan dan menyepakati bahwa resolusi politik mengatasi konflik sangat diperlukan bagi masyarakat Yaman," lanjut pernyataan tersebut.
Konflik Yaman sejak 2015 memantik perhatian Saudi yang kemudian membentuk koalisi menyerang pemberontak Houthi yang disokong Iran. Perang sipil ini telah menewaskan sekitar 10 ribu orang, dan Saudi dituding menyumbang dalam kekacauan di negara itu.
Pemberontak Houthi di Yaman. (Foto: Reuters/Khaled Abdullah)
zoom-in-whitePerbesar
Pemberontak Houthi di Yaman. (Foto: Reuters/Khaled Abdullah)
Di tengah pertemuan antara Trump dan MbS, Kongres AS berdebat soal penarikan dukungan pemerintah Washington bagi operasi Saudi di Yaman. Menurut sebagian anggota Kongres AS, Saudi menciptakan "bencana kemanusiaan" di Yaman.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pekan lalu, Menteri Pertahanan Jim Mattis telah mewanti-wanti Kongres AS untuk tidak menyinggung Saudi dalam konflik Yaman. Menurut Mattis, AS tetap akan mendukung Saudi dalam konflik di Yaman.
Bantuan AS untuk Saudi, kata Mattis, berupa berbagi informasi intelijen dan pengisian bahan bakar jet tempur. Dia menegaskan, penarikan bantuan untuk Saudi hanya akan memperparah konflik di Yaman dan membuat korban jiwa warga sipil lebih banyak.
Pemerintah Trump juga enggan menyinggung soal Saudi yang dituduh membunuh rakyat sipil Yaman. Pasalnya, kedatangan MbS membawa banyak pundi uang untuk investasi di AS yang disepakati tahun lalu, senilai USD 200 miliar.
Sebanyak USD 12,5 miliar di antaranya adalah untuk pembelian senjata. Trump memuji kesepakatan tersebut yang menurutnya telah membuka 40 ribu lapangan pekerjaan baru di AS.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (21/3), MbS bertemu dengan pemimpin perusahaan pembuat jet tempur Boeing Co, Raytheon Co, Lockheed Martin Corp dan General Dynamics Corp.