news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Donald Trump Minta Eks Stafnya Tak Patuhi Penyelidikan Kerusuhan Capitol

8 Oktober 2021 7:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump berbicara saat akan berangkat dari Joint Base Andrews, Maryland, AS, Rabu (20/1). Foto: Carlos Barria/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump berbicara saat akan berangkat dari Joint Base Andrews, Maryland, AS, Rabu (20/1). Foto: Carlos Barria/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejumlah media di Amerika Serikat melaporkan bahwa mantan Presiden Donald Trump meminta empat eks penasihat senior untuk tidak mematuhi penyelidikan kasus kerusuhan di Capitol pada 6 Januari lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Politico dan The Washington Post melaporkan bahwa mantan penasihat Mark Meadows, Kash Patel, Dan Scavino, dan Steve Bannon diminta untuk tidak bekerja sama dengan penyelidikan resmi DPR terkait kerusuhan yang dilakukan pendukung Trump, yang oleh kritikus disebut sebagai kerusuhan langsung.
Laporan ini keluar beberapa jam setelah dirilisnya laporan Senat yang merinci upaya Trump untuk menumbangkan Kementerian Kehakiman dan membatalkan kekalahannya dari Joe Biden di Pilpres.
Pengacara Trump, dalam suratnya kepada keempat orang tersebut, mengatakan komunikasi dan catatannya dilindungi dari pengungkapan oleh hak istimewa eksekutif dan hak istimewa pengacara-klien.
Komite Terpilih untuk Menyelidiki Kerusuhan 6 Januari telah memanggil empat eks penasihat, dan orang lain yang terlibat dalam kerusuhan, untuk membantu menghubungkan antara Trump dan ratusan pendukungnya yang memaksa masuk ke gedung DPR.
Pendukung Presiden AS Donald Trump berkumpul di depan Gedung Capitol AS di Washington. Foto: REUTERS / Stephanie Keith
Kerusuhan saat itu terjadi untuk menghentikan sesi bersama DPR yang bertujuan mengkonfirmasi kemenangan Biden sebagai presiden.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Meadows adalah kepala staf Gedung Putih; Scavino menangani media sosial Trump; Bannon adalah mantan ahli strategi politik yang tetap aktif sebagai operator Partai Republik; dan Patel adalah penasihat keamanan nasional Gedung Putih, yang ditunjuk Trump untuk pekerjaan senior di Pentagon setelah kalah dari Pilpres.
Keempatnya diminta oleh komite untuk memberikan dokumen-dokumen dan hadir dalam wawancara dengan penyelidik minggu depan.
Ahli hukum meragukan Trump dapat mengeklaim hak istimewa eksekutif atas tindakannya dalam minggu-minggu terakhirnya di Gedung Putih untuk mencegah para pembantunya berbicara.
Namun, isu ini belum banyak diuji di pengadilan dan Gedung Putih mengatakan akan mengesampingkan hak istimewa pada catatan Trump sampai batas tertentu untuk membantu penyelidikan. Dan pembangkangan Trump dapat memaksa komite ke dalam pertarungan hukum yang dapat memperpanjang penyelidikan.
ADVERTISEMENT
"Sang eks presiden masih berusaha menghalangi panggilan penyelidikan," kata anggota komite, Adam Schiff, dalam pernyataannya lewat Twitter.
"Kali ini, saksi yang melanggar hukum pidana harus mempertimbangkan prospek penuntutan pidana. Orang Amerika berhak mendapatkan jawaban. Kami akan pastikan mereka mendapatkannya," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, massa pendukung Trump menduduki Gedung Kongres US Capitol dan menggelar protes terkait kekalahan Trump pada pemilu lalu. Protes dilakukan saat anggota parlemen AS tengah membahas pengesahan Joe Biden menjadi Presiden.
Ketika tengah berdemo, massa pendukung Trump terlibat bentrok dengan pihak kepolisian. Bentrokan dipicu tindakan pendukung Trump yang mencoba menduduki gedung Kongres.