Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.
ADVERTISEMENT
Berbicara di Gedung Putih pada Selasa (28/1) waktu setempat, rencana perdamaian tersebut disampaikan Trump seusai bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Tak ada perwakilan Palestina yang hadir di pertemuan itu.
"Hari ini, Israel mengambil langkah besar menuju perdamaian," kata Trump di Gedung Putih, seperti dikutip dari AFP.
"Visi saya menghadirkan peluang win-win bagi kedua pihak, sebuah two state solution yang realistis demi menyelesaikan terbentuknya negara Palestina yang aman bagi keamanan Israel," sambung Trump.
Dalam rencana damai itu, Trump mengusulkan penghentian pembangunan pemukiman Yahudi di tanah yang akan dijadikan negara Palestina.
ADVERTISEMENT
Sementara Yerusalem tetap diakui Trump sebagai ibu kota sah Israel. Sedangkan, ibu kota Palestina akan terletak di timur Yerusalem. Negara Palestina yang didukung Trump juga akan mencakup Tepi Barat.
"Yerusalem tetap akan menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi, sangat penting sebagai ibu kota yang tidak terbagi," tegas Trump.
Penguasa Gaza, Hamas, langsung menolak usulan Trump. Mereka menyatakan, ibu kota Palestina di masa mendatang adalah Yerusalem.
"Kami tidak akan pernah menerima wilayah pengganti Yerusalem sebagai ibu kota kami," ujar pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya.
Sementara itu, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh juga mengeluarkan penolakan keras terhadap rencana Trump.
"Ini bukan rencana perdamaian untuk Timur Tengah. Rencana ini memberikan Israel kedaulatan atas wilayah Palestina," ucap Shtayyeh.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Palestina, Netanyahu menyambut baik usulan Trump. Ia bahkan menyebut, usulan itu sebagai hari bersejarah.