Donasi Agus Salim Dialihkan ke Korban Bencana di Lewotobi NTT, Ini Kata Mensos

5 Januari 2025 11:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mendampingi para penyandang tunanetra di kawasan Car Free Day (CFD) pada peringatan Hari Braille Sedunia di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (5/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mendampingi para penyandang tunanetra di kawasan Car Free Day (CFD) pada peringatan Hari Braille Sedunia di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (5/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Agus Salim sempat menyita perhatian publik usai dirinya mengalami insiden penyiraman air keras pada September 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kalangan menaruh simpati terhadap musibah yang menimpa Agus. Salah satunya, Pratiwi Noviyanthi atau Teh Novi, seorang influencer yang memulai penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan Agus Salim. Total donasi yang terkumpul mencapai Rp 1,5 miliar.
Masalah pun muncul saat Agus diduga menyelewengkan dana donasi yang terkumpul tersebut. Kini, Teh Novi yang juga merupakan Ketua Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan (RPK) memutuskan untuk mengalihkan sisa donasi sebesar Rp 1,3 miliar untuk membantu korban bencana alam di Lewotobi, NTT.
Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul pun angkat bicara terkait pengalihan donasi tersebut. Ia menyebut kasus Agus Salim dapat menjadi pelajaran bagi publik dan lembaga donasi di masa mendatang.
"Karena ini, kan, tidak hanya menyangkut hubungan antara yang dibantu dan membantu, tapi ini menyangkut apa ya, perhatian publik yang sangat luas gitu, jangan sampai nanti publik salah paham," ujar Gus Ipul kepada wartawan di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/1).
ADVERTISEMENT
"Nah, sama di kasus-kasus seperti Pak Agus Salim, itu, kan, banyak yang membantu dan tulus, mereka rata-rata tulus mau membantu. Jangan sampai ini kemudian membuat orang jadi malas untuk membantu juga, karena mungkin disalahgunakan," jelas dia.
Ia mengatakan masyarakat Indonesia memang merupakan masyarakat yang dermawan. Untuk itu, Gus Ipul juga meminta lembaga yang mengumpulkan donasi mesti transparan.
Tak hanya itu, pihak yang dibantu pun juga diminta untuk memanfaatkan dana donasi tersebut sebagaimana mestinya alih-alih disalahgunakan.
"Nanti harus dilaporkan secara resmi, ya, ke Kementerian Sosial, jadi yang mendapatkan di atas Rp 500 juta itu harus menggunakan audit, melibatkan akuntan publik, melibatkan auditnya itu melibatkan akuntan publik kalau [donasinya] di atas Rp 500 juta," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Semestinya ini menurut aturan, harus dilaporkan kepada Kementerian Sosial, itu harus dilaporkan dapatnya berapa, penggunaannya untuk apa," terangnya.
Lebih lanjut, Gus Ipul pun mengimbau kepada masyarakat untuk memilih lembaga donasi yang kredibel dan diakui oleh pemerintah saat ingin mengulurkan dana bantuannya.
"Yang kredibel itu yang seperti apa? Yang terdaftar ya di Kementerian Hukum. Karena yang boleh mengajukan itu adalah yang berbadan hukum resmi, itu dulu yang berbadan hukum," ucap Gus Ipul.
"Setelah itu mengajukan izin ke Kementerian Sosial, setelah itu mempertanggungjawabkan," paparnya.
Dalam mempertanggungjawabkan pengumpulan donasi itu, lanjut dia, lembaga atau badan yang mengumpulkan donasi mesti melaporkan kepada Kemensos setiap 3 bulan.
Ia kembali menekankan bahwa kasus donasi Agus Salim tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Jadi, sekali lagi untuk kasus itu mereka semua sudah dewasa, tokoh-tokoh semua, ngerti aturan, ya," tuturnya.
"Mari kita kembali kepada aturan itu, dan mari kita kembalikan kepada mereka yang telah berkontribusi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat," pungkas dia.