Doni Monardo: Banjir di Lebak Diakibatkan Tambang di Gunung Halimun

4 Januari 2020 18:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, dan Menteri PMK, Muhadjir Effendy, meninjau Pintu Air Manggarai. Foto: Fachrul Irwinsyah
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo, dan Menteri PMK, Muhadjir Effendy, meninjau Pintu Air Manggarai. Foto: Fachrul Irwinsyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengunjungi lokasi banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (4/1).
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya itu, tampak juga Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi dan juga Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya.
Doni Monardo menilai bencana banjir bandang di Kabupaten Lebak tentu berbeda dengan daerah-daerah lain.
Dia menduga penyebab banjir bandang diakibatkan adanya pertambangan emas tanpa izin di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo saat berkunjung ke Lebak. Foto: Dok. BNPB
"Di Lebak sendiri, Bapak Kapolda mengatakan selain potensi hujan, sangat mungkin diakibatkan oleh tambang di kawasan Taman Nasional (Gunung) Halimun-Salak, ya, jadi beberapa kawasan itu tambang-tambang tersebut menampung air dengan debit yang tinggi," ujar Doni di Jatiasih, Sabtu (4/1).
Saat hujan mengguyur Lebak pada Selasa (31/12) sore hingga Rabu (1/1) pagi, material batu dan lumpur dari lokasi pertambangan emas ilegal itu mengalir deras ke aliran Sungai Ciberang.
ADVERTISEMENT
Aliran Sungai Ciberang yang telah dipenuhi lumpur dan batu itu menerjang permukiman warga yang lokasinya di sekitar bantaran dan juga di bawah perbukitan.
Doni mengatakan akan mengkaji dan meneliti anak sungai yang ada di bagian hulu dan mengara ke Sungai Ciberang. Dia menduga ada penutupan aliran yang berakibat penimbunan air di lokasi banjir bandang.
"Dan begitu kemampuannya sudah tidak kuat lagi, pecah, dan itulah yang menyapu seluruh kawasan di sepanjang kawasan Sungai Ciberang, terutama Desa Cipanas, Kecamatan Lebak Gedong." ujar Doni.
Menurut Doni, sepanjang aliran Sungai Ciberang itu bahkan ada rumah dan sekolah yang hanyut terbawa air bah. "Dan sungai-sungainya pindah, ya. Jadi kita menyaksikan sebuah kejadian yang luar biasa dahsyat. Kita masih bersyukur korbannya tidak terlalu banyak dan sebagian masyarakat sudah lebih awal dievakuasi."
ADVERTISEMENT