Doni Monardo: Orang Tanpa Gejala Corona Bisa Jadi Pembunuh Potensial

2 April 2020 23:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat kerja komisi IX DPR bersama Menkes Terawan dan Kepala Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo secara virtual.  Foto: Dok: Komisi IX
zoom-in-whitePerbesar
Rapat kerja komisi IX DPR bersama Menkes Terawan dan Kepala Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo secara virtual. Foto: Dok: Komisi IX
ADVERTISEMENT
Kepala Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menyinggung soal bahaya besar yang ditimbulkan Orang Tanpa Gejala (OTG) dalam penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Doni awalnya menjelaskan bahwa ia heran banyak dokter gigi yang positif corona.
"Harusnya dokter paru dan dokter penyakit lain di garis depan. Kok ini paling banyak kok dokter gigi. Itulah kenapa paling bahaya OTG, bukan yang di rumah sakit dan sudah bergejala," ujar Doni Monardo, Kamis (2/4).
Doni menekankan pentingnya sosialisasi soal bahaya OTG yang bisa menularkan virus corona ke orang lain. Sebab, karena tanpa gejala, mereka tak menyadari bisa menularkan virus tersebut.
"Saya mohon maaf gunakan kata-kata keras karena mereka bisa menjadi pembunuh potensial. Karena mereka tidak tahu dan tidak sadar," jelas Doni.
Gugus Tugas COVID-19, kata Doni, memiliki konsep berbasis komunitas. Agar pemutusan mata rantai bisa terputus, diperlukan keterlibatan semua pihak dan tingkatan. Mulai dari tingkat desa.
Kepala BNPB Doni Monardo memberikan keterangan pers, Jakarta. Foto: Dok. BNPB
"Kekuatan kita adalah di desa. Masyarakat lebih taat dan patuh dengan pemimpin di desa. Kalau pesan dari presiden social distancing dan physical distancing ini dijabarkan dengan bahasa sederhana, maka rakyat akan tunduk dan patuh," jelas Doni.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita gunakan lockdown dan karantina wilayah tanpa rakyat tahu apa yang terjadi, saya pesimis," lanjut dia.
Selain itu, Doni mengingatkan anak muda memiliki potensi besar menjadi OTG. Ia meminta generasi muda agar tidak menyentuh orang tua. Hal ini untuk mencegah penularan virus corona jika mereka ternyata merupakan OTG.
"Kami di sini sudah 3 minggu enggak berani pulang karena kami sayang keluarga. Bisa jadi hari ini kami negatif besok kami jadi positif," tutur Doni.
====