Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Ketua Satgas COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo membeberkan alasan mengapa jumlah tes swab corona di Indonesia masih minim. Belum mencapai target WHO, 1.000 tes per 1 juta penduduk per pekan.
ADVERTISEMENT
"Kalau di seluruh indonesia jumlah mesin PCR itu sudah cukup banyak hampir 300, tepatnya 278. Tetapi belum diikuti dengan (jumlah) sumber daya petugas lab," kata Doni di Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8).
Hal ini yang membuat kinerja pemeriksaan belum maksimal. Padahal kapasitas mesin PCR menurutnya sudah mumpuni.
"Sehingga waktu kerja ini belum bisa optimal. Kalau dibandingkan beberapa daerah yang sukses tangani lab ini. Contoh misalnya di Sumbar, lab Unand itu 1 lab mampu periksa 2.500 spesimen,' jelas Doni.
"Artinya dengan jumlah 278 ini kita harapkan ada peningkatan," sambung dia.
Sehingga menurut Doni fokus ke depan adalah melatih dan memperbanyak petugas lab. Agar pemeriksaan lebih optimal.
ADVERTISEMENT
"Jadi mesinnya ini mungkin tidak perlu kita tambah, tetapi petugas labnya yang perlu kita tingkatkan kualitasnya. Termasuk dukungan operasional dan logistik untuk mereka agar bisa optimal," tutur Doni.