Doni Sampaikan Kondisi COVID-19: Masker SNI hingga Bed ICU di DKI Tersisa 3.546

29 September 2020 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Doni Monardo mengecek kesiapan pembukaan dua tower di RSD Wisma Atlet Kemayoran untuk isolasi pasien corona. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Doni Monardo mengecek kesiapan pembukaan dua tower di RSD Wisma Atlet Kemayoran untuk isolasi pasien corona. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
Sejak Maret 2020 lalu, saat kasus corona pertama di Indonesia terdeteksi, sudah ada 278.722 kasus COVID-19 yang tercatat di Indonesia. Pemerintah pun telah membentuk Satgas COVID-19, yang ada di bawah Komite COVID-19, untuk membantu menangani pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas COVID-19, Doni Monardo, menjelaskan berbagai perkembangan terkini soal pandemi COVID-19 di Indonesia. Tak hanya itu, Doni juga menyampaikan sejumlah usul yang dianggap bisa membantu menekan angka penularan corona.
Apa saja usul dan perkembangan terkini yang disampaikan Doni Monardo? Berikut rangkumannya:

Alasan SNI di Masker

Petugas yang mengenakan kostum berbentuk virus corona membawa poster saat sosialisasi penggunaan masker di kawasan Sarinah, Jakarta. Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto
Doni menjelaskan alasan pemerintah menerapkan standardisasi masker kain berstandar nasional Indonesia (SNI). Doni menyebut, standardisasi masker SNI diperlukan untuk masyarakat yang tinggal di zona merah penyebaran virus corona.
"Bagi daerah-daerah zona merah lantas tingkat risiko penularan [corona] tinggi perlu dibuatkan standardisasi," ujar Doni dalam konferensi pers, usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (28/9).
Doni menekankan, pada dasarnya, semua jenis masker bermanfaat untuk dipakai. Namun, Doni menilai penggunaan masker juga harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan.
ADVERTISEMENT

Usul Bali dan Aceh Jadi Prioritas

Sejumlah penari Bali mengenakan pelindung wajah saat mulai tampil dalam atraksi budaya untuk pariwisata di Nusa Dua, Badung. Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Sesuai arahan Presiden Jokowi, 8 provinsi kini menjadi prioritas untuk penanganan COVID-19. Namun, di luar 8 wilayah tersebut, Doni mengusulkan agar da tambahan dua provinsi untuk jadi prioritas.
"Kami laporkan terkait masalah arahan Bapak Presiden untuk adanya intervensi berbasis lokal kaitannya yang berhubungan upaya perilaku," kata Doni Monardo seusai ratas bersama Presiden Jokowi, Senin (28/9)
"Kami kerja sama dengan seluruh komponen, relawan akademisi, khususnya di delapan provinsi prioritas. Kami usulkan tambahan dua provinsi yaitu Bali dan Aceh. Sehingga total 10 provinsi," sambung Doni.

Harga Swab Test

Warga mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 di kawasan Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/9). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
Penentuan standar harga tes swab corona selangkah lagi terjadi. Doni mengungkapkan, tes tersebut nantinya akan dibanderol dengan harga sekitar Rp 439 ribu hingga Rp 797 ribu per spesimen.
ADVERTISEMENT
"Soal tes swab, kami sampaikan bahwa BPKP telah memberikan estimasi harga untuk sifatnya kontraktual Rp 439 ribu per spesimen," kata Doni dalam rapat virtual, Senin (28/9).
"Untuk sifatnya mandiri usulan BPKP adalah Rp 797 ribu," sambung dia.

Pasien Klaster Keluarga di Wisma Atlet

Foto aerial suasana Wisma Atlet Pademangan di Jakarta, Minggu (27/9). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Doni juga mengingatkan klaster keluarga berkontribusi pada meningkatkan kasus corona. Dia menyebut di Wisma Atlet saja sebanyak 6 persennya adalah klaster keluarga.
"Kami laporkan juga terkait klaster keluarga. Ada 6 persen di Wisma Atlet positif padahal mereka enggak beraktivitas keluar rumah," ucap Doni usai rapat secara virtual dengan Presiden Jokowi membahas COVID-19, Senin (28/9).
"Artinya yang menulari orang-orang terdekat keluarga itu, sehingga harus dipahami COVID-19 media pengantar kita orang-orang terdekat," imbuh kepala BNPB itu.
ADVERTISEMENT

SOP untuk Pimpinan RS

Seorang tenaga kesehatan berjalan di area Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Rabu (16/9). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Persentase kematian corona di Indonesia masih di atas dunia. Untuk menekan angka kematian lebih rendah lagi, pemerintah membuatkan SOP penanganan pasien corona untuk pimpinan rumah sakit di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Hampir tiap hari beliau (Luhut Pandjaitan) memimpin rakor untuk mensinergikan seluruh komponen termasuk pelibatan pakar-pakar epidemiologi, pakar kesehatan, ahli obat. Dan sudah dibuat SOP yang akan jadi rujukan untuk pimpinan RS yang disusun Kemenkes," kata Doni dalam rapat virtual Senin, (28/9).
Selain itu, kata Doni, dalam rapat rutin yang dipimpin Luhut selalu membahas pentingnya penanganan awal. Sehingga langkah pemerintah sekarang untuk menyiapkan tempat isolasi mandiri bagi masyarakat yang kediamannya tak memungkinkan untuk protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT

Gandeng Wartawan untuk Tangkal Hoaks

Ilustrasi hoaks Foto: Shutterstock
Satgas COVID-19 bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk memerangi informasi hoaks yang beredar soal virus corona. Doni mengatakan, sebanyak 5.800 wartawan dari seluruh provinsi bergabung untuk membantu pemerintah menangani hoaks.
"Satgas bersama PWI melakukan kerja sama untuk pelibatan 5.800 wartawan dari seluruh provinsi," kata Doni Monardo usai mengikuti rapat kerja dengan Presiden Jokowi, Senin (28/9).
Selain menangkal informasi hoaks, Doni menyebut ribuan wartawan ini juga akan menjalankan program perubahan perilaku seperti penerapan protokol kesehatan.

Bed ICU dan Isolasi di Jakarta Menipis

Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro
Doni mengatakan, berkat kerja sama banyak pihak, jumlah tempat tidur rumah sakit kembali bertambah. Saat ini, jumlah tempat tidur untuk ICU ada sebanyak 725 unit dan masih ada 34 unit yang dipindahkan dari RS Darurat Wisma Atlet ke RS Pendidikan UI, Depok.
ADVERTISEMENT
"Yang terisi 521 bed sehingga sisanya menjadi 204 bed. Jadi masih ada 204 bed ICU yang kosong yang kita harapkan enggak bertambah lagi. Untuk ruang isolasi yang ada di rumah sakit rujukan COVID ada 4.824 bed, yang terisi 3.784 bed dan sisanya sebanyak 1.040 bed. Ini pun kita harapkan enggak ada penambahan," jelas Doni.
Sementara untuk jumlah tempat tidur di Wisma Atlet, total ada 4.664 tempat tidur dengan rincian yang terisi sebanyak 2.158 tempat tidur dan masih tersedia 2.506 tempat tidur.
"Sehingga total tempat tidur untuk ruang isolasi di DKI, baik dari rumah sakit rujukan termasuk Wisma Atlet semuanya 3.546 bed. Jadi masih tersedia 3.546 bed di luar hotel yang sekarang masih berproses," tutupnya.
ADVERTISEMENT
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona