Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Dosen AS Ditangkap Gara-gara Dugaan Hina Kerajaan Thailand
9 April 2025 19:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Seorang dosen Amerika Serikat ditangkap oleh aparat keamanan Thailand atas tuduhan menghina kerjaan. Thailand adalah negara dengan hukum lese-majeste terketat di dunia.
ADVERTISEMENT
Keterangan kepolisian pada Selasa (8/4), Paul Chambers adalah dosen di Universits Naersuan. Surat perintah penangkapannya dirilis aparat keamanan pada pekan lalu.
Kasus Chambers, kata kepolisian, terungkap berdasarkan laporan dari militer setempat. Setelah surat penangkapan keluar Chambers memutuskan datang ke kantor polisi terdekat untuk menyerahkan diri.
“Dia datang untuk mengakui dua dakwaan termasuk pelanggaran pasal 112,” kata Kepolisian Thailand seperti dikutip dari Reuters.
Monarki Thailand dilindungi KUHP pasal 112. Dalam pasal yang berisi lese-majeste atau perlindungan terhadap keluarga kerjaan menyatakan, siapa saja terbukti menghina, mencemarkan nama baik, mengancam raja dan keluarganya akan dipenjara maksimal 15 tahun.
Selain didakwa lese-majeste, Chambers didakwa pelanggaran aturan pidana siber.
Pengacara Chambers menyebut, kasus kliennya terkait materinya pada seminar akademis yang dilakukan dan direkam pada 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri AS telah mengetahui perihal penangkapan Chambers. Mereka mengaku prihatin atas peristiwa tersebut.
“Kami secara teratur mendesak otoritas Thailand, baik secara pribadi maupun publik, untuk melindungi kebebasan berekspresi sesuai dengan kewajiban internasional Thailand," kata Kemlu AS.
Lese-Majeste dalam beberapa tahun terakhir menjadi topik diskusi dan pro-kontra di Thailand. Para pendukung Kerajaan Thailand menganggap monarki sebagai sesuatu yang suci.
Akibat masih berlakunya lese-majeste saat ini ada puluhan orang yang dipenjara karena melanggar aturan itu.
Namun, pada 2020 demo mendesak lese-majeste dihapuskan di Thailand menyeruak dan membesar. Aparat Thailand kemudian menangkap 279 demonstran.
Bahkan beberapa pimpinan demo sampai ditangkap karena menyerukan penghapusan aturan. Akan tetapi, lese-majeste sangat jarang dijatuhkan kepada warga asing.
ADVERTISEMENT