Dosen di UNJ Diduga Lecehkan Mahasiswi: Korban Lebih dari 10 Orang

13 Desember 2021 21:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekerasan seksual. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan seksual. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang dosen Prodi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), berinisial DA, viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Koordinator Study and Peace (Space) UNJ, Aprilia Resdini, mengatakan sejauh ini pihaknya menerima 10 lebih aduan dari mahasiswi yang mengaku menjadi korban dugaan pelecehan seksual tersebut.
"Kita sekarang mengantongi lebih dari 10 mahasiswi yang jadi korban dosen DA," kata Aprilia saat dihubungi, Senin (13/12).
Menurut dia, laporan terbaru yakni yang dialami salah satu korban yang kemudian kasus ini viral di media sosial. Aprilia mengatakan, setelah kasus ini viral, pihaknya menerima beberapa aduan lagi dari para korban.
"Nah yang terbaru itu yang kemarin. Nah itu juga masuk laporannya ke kita jadi setelah viral kemarin kita nemuin banyak banget pengaduan dari pelaku yang sama," tuturnya.
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sejauh ini, kata dia, pelecehan yang dilakukan DA rata-rata kekerasan seksual berbaris gender online atau verbal. Pihaknya, lanjut dia, belum menerima aduan ada tidaknya pelecehan seksual yang dilakukan pelaku secara fisik.
ADVERTISEMENT
"Kalau sejauh ini, kalau laporan yang masuk ke kita belum ada ya kalau secara fisik. Jadi memang rata-rata kalau gak kekerasan berbasis gender online yaitu kekerasan verbal," ujarnya.
Rangkaian kasus dugaan pelecehan seksual ini ternyata sudah terjadi sejak tahun 2019. Pada tahu itu ada salah satu korban yang melaporkan hal ini ke Study and Peace (Space) UNJ.
Space UNJ merupakan organisasi yang bergerak dalam isu kesetaraan gender dan seksualitas.
Aprilia mengatakan, kasus ini kemudian berkembang setelah adanya laporan dari para korban yang merasa dilecehkan DA.