DPRD DKI Temui Pemkot Semarang Belajar Cara Tangani Banjir

7 Februari 2020 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah (tengah) saat kunjungannya ke Kantor Walikota Kota Semarang, Jumat (7/2). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah (tengah) saat kunjungannya ke Kantor Walikota Kota Semarang, Jumat (7/2). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
DPRD DKI Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Semarang terkait penanganan kebersihan dan penanggulangan banjir. Mereka memuji keberhasilan Semarang mengatasi kebersihan dan banjir hingga 14 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah di Kota Semarang, Jumat (7/2). Hadir dalam pertemuan itu Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi).
"Kami semangat datang karena beberapa hari lalu (Pemkot Semarang) dapat penghargaan ASEAN. Begitu ke sini ternyata luar biasa. Perlu dicontoh karena tidak perlu anggaran besar tapi pengurangan banjir bisa signifikan," ungkap Ida Mahmudah.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah (kedua kanan) saat berbincang dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat (7/2). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Dari hasil bincang santai dengan wali kota Hendi, kata Ida, pihaknya mendapatkan banyak pelajaran yang akan dijadikan materi saran untuk Pemprov DKI, terutama soal anggaran.
DKI Jakarta, kata Ida, tidak memiliki anggaran khusus yang dialokasikan untuk penanganan banjir. Dinas Sumber Daya Air (SDA), hanya menganggarkan sebesar Rp 3 triliun.
"Itu untuk pembebasan lahan buat membikin waduk, pembersihan kali dan lain sebagainya," ujar politikus PDIP itu.
ADVERTISEMENT
Padahal, kata Ida, Kota Semarang hanya memiliki 48 pompa dibandingkan Provinsi DKI Jakarta yang pompanya tersebar sebanyak 470 pompa, sehingga seharusnya bisa maksimal dalam penanganan banjir.
"Sistem memompa airnya masing-masing 1.000 (liter/detik). Kami di sana (470 pompa) hanya 250 (liter/detik) kapasitas terlalu kecil," katanya.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah usai bertemu dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat (7/2). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Disinggung soal saran yang akan disampaikan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ida mengatakan perlu peningkatan kapasitas pompa.
"Kembali kepada si penguasanya mau atau tidak. Itu saja keinginan memperbaiki harus ada. Semangat (berbenahnya) Semarang semoga bisa dibawa ke Jakarta," tegas Ida.
Sementara, Wali Kota Hendi mengatakan, potret banjir di Kota Semarang tahun 2010 area banjirnya mencapai 41 persen alias hampir separuh wilayah Kota Semarang rawan banjir dan rob.
ADVERTISEMENT
"Dengan normalisasi, tutup muara sungai, pasang pompa, kesadaran masyarakat bersihkan lingkungan, bangun embung di atas dan polder di bawah, 2019 tinggal 13,7 persen. Belum sempurna, tapi kita mengarah ke sana (sempurna)," katanya.
Pertemuan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ida Mahmudah (kedua kanan) dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat (7/2). Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Hendi mengaku kaget dan bangga atas kunjungan DPRD DKI karena bisa berbagi pengalaman dengan DKI Jakarta.
"Menurut hemat saya DKI bisa selesaikan (persoalan banjir). APBD luar biasa lho Rp 87 triliun. Kita hanya Rp 5,2 triliun. Tapi itulah kehidupan, kita lakukan sharing, apa yang dilakukan selama ini insyaallah bisa jadi lebih baik," ujarnya.